Mohon tunggu...
Ariella Margareta
Ariella Margareta Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa (Universitas Atma Jaya Yogyakarta)

Welcome! Here I upload my writing

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jurnalisme Warga di Kompasiana, Siapa pun Bisa Menulis Berita dan Informasi

4 Oktober 2023   14:02 Diperbarui: 4 Oktober 2023   14:18 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa disini yang punya hobby menulis? Tahu nggak sih? Siapapun bisa menulis informasi dan berita layaknya seorang Jurnalis. Simak penjelasan di bawah ini ya!

Seiring berkembangnya teknologi dan internet, semua hal menjadi mudah untuk dilakukan siapapun dan dimanapun. Jaringan online menjadikan jarak ruang dan waktu bukan lagi menjadi penghalang. Siapapun dapat memberikan dan menyalurkan ide, gagasan, dan pemikirannya, salah satunya dengan cara menyebarkan tulisan.

Salah satu profesi yang terkenal akan penyebaran berita dan informasi melalui tulisannya adalah jurnalis. Jika dulunya jurnalis hanya dapat menyebarkan informasi atau berita secara konvensional, kini kegiatan jurnalistik dapat dilakukan melalui media baru yang mudah diakses dan mendukung interaksi. Hadirnya media baru yang menggunakan internet tersebut mendorong pembaharuan jurnalisme konvensional menjadi jurnalisme online (Agustin, Sihabudin, & Duku, 2023, h. 65).

Sebelum membahas lebih lanjut lagi, kita perlu mengenal terlebih dahulu apa itu jurnalisme online. Menurut Widodo (2020, h. 21) jurnalisme online adalah salah satu kegiatan jurnalistik (mengumpulkan, menyunting, menyebarkan berita) yang dilakukan dengan dukungan teknologi dan jaringan internet. Perkembangan teknologi dan jaringan internet memunculkan satu produk yang disebut dengan blog, wadah yang memungkinkan setiap orang untuk menjadi produsen sekaligus konsumen suatu informasi atau berita (Widodo, 2020, h. 65). Beberapa contoh blog tersebut adalah www.kompasiana.com dan http://blog.liputan6.com. 

Lalu apa hubungannya antara blog dan jurnalis? Menurut Gaban (dalam Widodo, 2020, h. 65-66) blog yang diakses melalui internet ini dapat memudahkan seorang jurnalis untuk menerbitkan dan menyebarluaskan karyanya tanpa melalui saluran konvensional. Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, kegiatan menyebarluaskan berita dan informasi melalui internet inilah yang dikenal dengan jurnalisme online. 

Namun sebelum itu perlu diketahui bahwa kegiatan blogging dan jurnalisme itu berbeda dalam new media, meskipun keduanya saling berhubungan (Mitchell dan Steelat dalam Widodo, 2020, h. 65). Kedepannya, blog tidak hanya berisi seputar jurnalisme, tapi bisa juga sekedar opini, sedangkan jurnalisme memiliki standarnya sendiri. Di sini, blog berfungsi untuk memudahkan jurnalis dalam mempublikasikan karyanya, sehingga tidak perlu mempublikasikan melalui saluran konvensional. Kredibilitas dan standar jurnalisme dalam blog akan teruji seiring berjalannya waktu.

Apa itu Jurnalisme Warga?

Kemajuan dan perkembangan internet yang melaju pesat membuat orang-orang atau warga ingin mengambil andil di dalamnya, menyatakan opini, menyatakan aspirasi, memberikan gagasan, dan sebagainya. Hal inilah yang menjadi dasar dari munculnya jurnalisme warga yang hadir sebagai bentuk perlawanan atas dominasi informasi oleh elite masyarakat tertentu.

Lalu apa sebenarnya jurnalisme warga itu? Menurut Widodo (2020, h. 66) jurnalisme warga adalah aktivitas warga dalam mengambil peran aktif untuk mengumpulkan, melaporkan, menganalisis, dan menyebarluaskan informasi serta berita. Sederhananya, jurnalisme warga atau citizen journalism didefinisikan sebagai laporan yang diproduksi oleh seorang yang bukan jurnalis (Sabjan Badio dalam Ritonga, Siregar, & Rasyid, 2022).

Jika dulunya hanya seorang jurnalis profesional yang dapat melakukan kegiatan jurnalistik, kini setiap orang pun dapat melakukan kegiatan jurnalistik ini dengan mengakses internet. Artinya, dengan adanya jurnalisme warga dapat membuat setiap orang tidak lagi menjadi objek, tapi menjadi subjek yang menerbitkan berita atau informasinya sendiri. Hal ini juga dikarenakan media konvensional tidak dapat mewakili aspirasi warga, namun dengan adanya media baru, warga dapat menyuarakan aspirasinya (Widodo, 2020, h. 66). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun