Generasi muda saat ini menghadapi musuh yang berbeda daripada zaman penjajahan. Saat ini generasi muda menghadapi tantangan yang lebih berat daripada zaman penjajahan karena tantangan ini tidak terlihat. Pada era globalisasi, dengan petukaran informasi yang sangat mudah dan cepat generasi muda dihadapkan dengan berbagai budaya barat yang tidak sesuai dengan budaya ketimuran.
Selain itu, kondisi bumi sekarang sudah semakin tua. Banyak kerusakan alam dan lingkungan yang disebabkan oleh kegiatan dan ulah manusia. Bangsa Indonesia sudah mempunyai dasar dan ideologi yang kuat yaitu Pancasila. Apabila generasi milenial sudah memiliki dasar yang kuat, kita tidak perlu khawatir akan terkikisnya moral dan kepribadian bangsa Indonesia pada generasi milenial. Dengan dasar yang kuat itulah milenial akan bisa berpikiran terbuka dan inovatif untuk membawa perubahan menuju lingkungan dan kehidupan yang lebih baik.
Walaupun musuh yang dihadapi generasi muda lebih berat daripada saat zaman penjajahan, tetapi generasi muda saat ini dapat berjuang dengan cara yang lebih mudah. Salah satunya adalah dengan banyaknya kampanye-kampanye yang menggaungkan less-plastic dan zerowaste oleh generasi milenial.
Hal ini membuktikan bahwa sudah banyak generasi muda yang lebih memperhatikan masalah lingkunan. Kampanye-kampanye seperti termasuk ke dalam salah satu kampanye go green. Generasi muda mulai menggemari mengganti penggunaan sedotan plastik dengan stainless straw atau bamboo straw. Membawa botol minum sendiri dan totebag saat berbelanja sebagai pengganti plastik. Hal-hal diatas sudah menjadi tren di generasi muda. Apalagi didukung dengan desain-desain menarik dan warna-warna yang beragam sehingga dapat menambah gaya.
Selain sampah plastik yang memang membutuhkan proses lama untuk dapat terurai, ternyata banyak sampah yang tidak terlihat. Sampah jenis ini justru dapat berjumlah lebih banyak dari plastik dan menimbulkan dampak yang tidak telihat. Asal dari sampah yang tidak terlihat yaitu dari kegiatan sehari-hari kita contohnya yaitu SLS yang ada pada limbah sabun dan deterjen.
Untuk mengurangi sampah jenis ini, kita dapat memulai dengan mengganti produk kebersihan atau perawatan tubuh dengan produk organik. Produk-produk ini menggunakan bahan-bahan alami dan tidak mengandung bahan kimia. Contohnya yaitu detejen lerak, sampo kemiri, sampo lidah buaya, dan masih banyak lagi.
Produk-produk organik ini biasanya diproduksi oleh industri rumahan. Harga produk organik ini masih terjangkau walau memang lebih mahal daripada produk yang biasa kita temui di pasaran.
Tetapi penggunaan produk organik memiliki dampak baik yang lebih besar untuk diri kita dan lingkungan. Dengan konsumsi produk organik buatan dalam negeri ini juga akan membantu mendorong pertumbuhan ekonomi. Seperti quotes Anna Lappe, “Every time you spend money, you’re casting a vote for the kind of world you want.”
Jika masih bingung dimana dapat menemukan produk organik, sekarang sudah banyak usaha yang berkonsep eco-friendly. Usaha-usaha seperti ini biasanya bekerja sama dengan industri rumahan dan pengrajin lokal dalam menyediakan produk-produk yang eco-friendly. Dengan tatanan store yang estetik, usaha seperti ini juga bertujuan untuk menanamkan kesadaran generasi milenial untuk peduli kepada lingkungan.
Pada mulanya, banyak generasi muda yang tertarik karena produk-produk atau store yang estetik. Tetapi lama-kelamaan, rasa tertarik ini dapat berubah menjadi rasa penasaran dan menanamkan rasa peduli kepada lingkungan. Kesadaran akan lingkungan juga sudah banyak dimiliki oleh generasi milenial dalam menjalankan bisnis online.
Banyak pengusaha online saat ini mengganti kemasannya dengan bahan-bahan yang ramah lingkungan. Contohnya adalah kemasan kertas, kardus, dan besek. Kemasan-kemasan ramah lingkungan ini terbukti tidak mengurangi minat pembeli malah menambah nilai jual karena terkesan estetik.