Partai Golkar mengambil langkah berani dengan mengusung Airin Rachmi Diany sebagai calon Gubernur Banten. Keputusan mengusung mantan Walikota Tangerang Selatan dua periode itu juga menjadi gerak politik perdana.
Selain Golkar, belum ada partai lain yang mendeklarasikan siapa calon yang akan diusung dalam kontestasi Pilkada Banten 2024. Dari sini, Partai Golkar menang langkah. Ketika nama-nama lain baru sebatas wacana, partai beringin sudah lebih dulu bergerak mengenalkan kandidatnya.
Efek Airin, partai lain yang berencana mengikuti kontestasi Banten tampak semakin menggencarkan pertemuan. Nasional Demokrat, misalnya, yang digadang-gadang mengusung inkamben Wahidin Halim kerap menggelar pertemuan politik.
Begitu juga dengan PDI Perjuangan yang semakin dekat dengan keputusan mengusung Rano Karno. Kedua partai sibuk mengatur strategi demi menyusul langkah Golkar yang lebih dulu melangkah.
Di luar nama-nama ini, sebenarnya ada nama lain yang muncul. Namun, frekuensi kontestasi lebih mengarah pada ketiga nama tadi. Lalu, bagaimana peluang Airin melawan nama-nama yang lebih dulu bergaung di Banten?
Hasil riset Stratak Indonesia, jalan menuju kursi Banten satu masihlah dinamis. Semua belum pasti. Kans memenangkan kontestasi juga bisa direbut Airin. Kesuksesan memimpin Tangerang Selatan selama dua periode bisa menjadi acuan. Usia Airin yang terbilang muda, baru 46 tahun, juga menjadi kredit.
Coba kita bandingkan dengan Wahidin Halim, yang pada Agustus kemarin menjejak usia 68 tahun. Hal yang sama juga dengan usia Rano Karno yang sudah memasuki usia 62 tahun. Artinya, pada 2024, usia Wahidin menjadi 70, sementara Rano menjadi 64.
Perbedaan umur yang amat signifikan ini membuat Airin bisa lebih dinamis dan enerjik. Semenjak dideklarasikan Golkar, Airin kerap berkeliling menemui masyarakat.
Ini baru umur. Jika melihat garis kepartaian, Airin juga lebih punya catatan positif jika dibandingkan dengan Wahidin. Airin merupakan kader terbaik Partai Golkar. Ia kini dipercaya menjadi Ketua DPP Kesatuan Perempuan Partai Golkar (KPPG), termasuk Ketua DPD Partai Golkar Kota Tangerang Selatan.
Sementara Wahidin, ia tak punya kekuasaan mutlak digaris kepartaian. Wahidin meninggalkan Demokrat, partai lamanya. Demokrat tak merestui Wahidin untuk maju sebagai calon gubernur pada Pilkada Banten 2024. Ia akhirnya meloncat ke NasDem. Â
Hal yang sama juga bisa kita sandingkan dengan Rano Karno. Rano belum dipercaya mengisi posisi elite dan strategis di partai banteng. Banyak yang mengaitkan Rano dengan kepopulerannya sebagai pemeran Si Doel, hingga menjadi kader partai.