Mohon tunggu...
Ari Cahyadi .A
Ari Cahyadi .A Mohon Tunggu... Jurnalis - Pegiat Media Sosial

Bergerak Trus Untuk Fisabilillah

Selanjutnya

Tutup

Money

Harga Karet Dunia Naik, Kenapa Pemerintah Tidak Bisa Mendongkrak Harganya di Tingkat Petani

7 April 2019   06:47 Diperbarui: 7 April 2019   07:04 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karet merupakan komoditas hasil perkebunan yang sangat terkenal di pasaran dunia, dan salah satu pengahasil karet terbesar di dunia salah adalah Indonesia ,karet sendiri sangat bermanfaat dalam berbagai industri.

Untuk menjadikan karet menjadi bahan yang siap di gunakan untuk kerperluan industri memang membutuhkan proses yang lumayan panjang dan waktu yang lama, jadi tak heran harga pasaran karet ini setiap bulannya semakin naik, namun tak banyak pula para petani karet di sumatra mengeluh dengan harga karet yang kadang di per-mainkan oleh oknum atau para pembeli yang mempermainkan harga karet ,dan membeli karet dengan harga yang cukup rendah padahal harga karet dunia saat ini mengalami kenaikan yang cukup besar.

Dilansir dari Bisnis.com yang mengambil data dari Bloomberg ,karet di bursa berjangka Tokyo membukukan reli mingguan pertama dalam lima pekan terakhir karena potensi kesepakatan perdagangan antara AS dan China mendorong optimisme pertumbuhan global.

China dan AS mengklaim kemajuan dalam pembicaraan untuk mengakhiri perang dagang keduanya, dengan Presiden Xi Jinping mendorong adanya penyelesaian cepat dan Presiden Donald Trump membicarakan prospek untuk perjanjian yang monumental.

Mengutip dari CNCB.com , harga karet pada pasar TOCOM kontrak Juni 2019 melejit sebesar 3,90% ke posisi JPY 192/kg, setelah ditutup menguat sebesar 1,42% .Pada posisi tersebut, harga karet menyentuh titik tertinggi dalam 8 bulan

Secara mingguan, harga karet sudah menguat 4,63%, sedangkan sejak awal tahun sudah melonjak 12,8%. Semakin terangnya damai dagang AS-China menjadi sentimen yang mendorong naiknya harga karet.

Untuk saat ini Harga 5,47% atau 10,30 poin ke198,60 yen per kilogram (kg),atau jika dalam rupiah sekitar RP 25.000 , namun disisi lain jika di petani ke maka harga karet hanya sekitar Rp 6000- Rp8000 saja, ini sangat jauh jika di bandingkan dengan harga karet di pasar dunia.

Di Kutip dari CNBC.com Untuk mendongkrak harga karet, pemerintah telah berkomunikasi dengan negara-negara produsen karet lain di dunia seperti Malaysia dan Thailand untuk mengendalikan agar suplai ke pasar bisa diturunkan. Meski tidak mudah, Presiden menilai, dari hasil komunikasi tersebut membuahkan hasil, harga karet mulai merangkak naik dua pekan terakhir ini.

"Dulu Rp5.000-Rp6.000, sekarang Rp8.300 sampai Rp9.000. Ini harus disyukuri karena ekonomi dunia masih pada posisi yang belum baik. Tetapi akan menuju normal kembali," Kata Jokowi.

Upaya selanjutnya, imbuh Jokowi, memaksimalkan sektor industri. Terkait hal ini, Presiden telah memerintahkan Menteri Perindustrian agar Indonesia tidak terlalu banyak mengekspor produk mentah melainkan produk jadi.

Dari pemaparan di atas Hal yang aneh kenapa pemerintah tidak bisa mendongkrak harga karet sedang harga pasaran dunia beranjak naik, Harga karet dunia sudah lumayan tapi karna kurangnya perhatian pemerintah untuk membantu petani karet agar harga jualnya stabil akhirnya di mainkan oleh Oknum-Oknum yang mencari untung besar dari petani karet. Hal inilah yang menjadi akar masalah jatuhnya harga karet di tingkat petani.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun