Uang saku bagi sebagian orang menjadi salah satu pemasukan untuk menopang kebutuhan hidup dalam berbagai hal khususnya kebutuhan perkuliahan yang sangat membutuhakan materi yang tidak dapat dihitung secara manual dengan adanya kebutuhan-kebutuhan primer dan sekunder. Kebutuhan primer seorang mahasiswa adalah dengan membeli buku atau penunjang perkuliahan pada umumnya, dan kebutuhan sekunder ini adalah untuk mencari hiburan saat pikiran mulai kaku karena perkuliahan yang sangat menuntut kerja keras otak dan badan.
Hiburan adalah yang notabene menjadi kebutuhan sekunder penunjang kebutuhan primer kadang sering didahulukan orang mahasiswa. Kadang kebutuhan primer seperti belajar dianggap hal yang membosankan dan beralih ke hiburan yang lebih menyenangkan dan dapat membuat senang. Namun, kebiasaan seperti ini yang kadang menyebabkan mahasiswa mulai berperilaku hedonis dan rela merogoh kocek untuk mendapat kepuasan batin.
Lebih dari 80% dari 104 responden UPN dan UAJY menjadikan hiburan sebagai kebutuhan penting mereka, saat ditanya lebih lanjut ternyata banyak yang menggunakannya saat sedang bad mood karena kuliah yang membosankan.
Dari 104 responden yang menggunakan sarana karaoke sebagai hiburan dan kebutuhan penting ada sekitar 11,94% (UPN) dan 10,81% (UAJY), bahkan sekitar 13,43% (UPN) dan 2,70% (UAJY) rela menyisihkan uang saku mereka untuk memenuhi kebutuhan karaoke di tempat-tempat karaoke yang berada di dekat kampus dan kos mereka tersebut.
Mahasiswa juga tidak canggung meminta uang saku lebih untuk memenuhi kebutuhan hiburan khususnya karaoke tersebut, tercatat ada 28,36 (UPN) dan 10,81 (UAJY) meminta uang lagi jika uang kiriman orang tua mereka sudah habis. Angka yang lumayan tinggi karena kebutuhan primer mahasiswa adalah menuntut ilmu dan hiburan hanya untuk selingan saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H