Setiap tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari Kesaktian Pancasila dan tanggal 6 Juni yang kurang sehari ini, ada peristiwa yang tidak bisa dipisahkan dengan hari kesaktian Pancasila, karena pada tanggal tersebut salah satu penggagas dasar negara terlahir di muka bumi ini. 111 tahun yang silam tepatnya 6 Juni 1901 lahir di nusantara ini tokoh yang tidak asing bagi kita yakni Ir. Sukarno sang Proklamator. Tidak berkelebihan atas segala jasa yang dahsyat bagi negara ini ingin meningat-ingat kembali sepak terjang beliau : Soekarno Muda Nama kecil : Kusno Pendidikan dasar : ditempuh kota kelahirannya Blitar punya Pendidikan tingkat lanjut : di Surabaya dengan ngekost dirumah HOS. Cokroaminoto (tokoh Syarikat Islam). Lulus SMA lanjut ke ITB sampai titel IR disandang,sampai pada akhirnya Sukarno menjadi menantu HOS Cokroaminoto (asik juga nih ternyata diam-diam ada rasa dengan anak bapak kosnya).
HOS Cokroaminoto Tahun 1927 Sukarno mendirikan partai PNI dan berhasil merumuskan paham kebangsaan yang dikenal dengan nama MARHAEN (MARHAENISME). Sepak terjangnya yang Herois Nasionalism yang belum seberapa itu membuat dia harus ditahan Belanda 12 Desember 1912(selama 8 bulan) sampai akhirnya disidang dengan tuduhan aktif mengambil bagian dalam organisasi yang bertujuan menggulingkan pemerintahan Hindia-Beanda.Tapi Bung Karno dengan gagah berani tampil dalam pembelaannya yang dikenal dengan Indonesia Menggugat membuat Belanda merasa ditelanjangi. Akirnya tahun 1933 diasingkan ke Ende, Flores dan akhirnya dipindah ke bengkulu.
Soekarno Presiden I RI Ganti penjajah pada kekuasaan yang lebih kejam dan rakus siasatnya adalah bekerjasama- sampai akhirnya cita-cita kemerdekaan tercapai, disaat usia negara belum genap balita kemudian dia memprakarsai dan menghimpun negara-negara kawasan Asia Afrika dan Amerika Latin yang ketika itu kebanyakan terjajah untuk menjadi kekuatan baru yang adil makmur dan damai akhirnya konferensi Asia-Afrika dapat dihelat,sampai kemudian berkembang menjadi Gerakan Non Blog. Masa Jaya dipentas Internasional yang cemerlang ternyata tidak demikian kondisi dalam negeri yang masih dalam proses pencarian jatidiri bangsa yang terbilang masih ijo dan bau kencur. Pencarian bentuk demokrasi negara bisa dikatakan masih trayyel by errol ketika itu, membuat negara krisis dan kritis sampai Beliau akhirnya perlu mengeluarkan dekrit Presiden untuk kembali pada UUD'45. Meloncati beberapa peristiwa pra dekrit dan setelah dekrit sampai ketika menjelang akhir masa jabatan, yang menarik adalah Beliau pernah bilang "Selangkah saja saya maju,negara ini akan hancur" (sungguh merupakan pengorbanan pribadi demi bangsa negara) Demikian akhirnya tanggal 21 bulan yang sama tahun 1970 beliau kembali kepangkuan Ilahi robbi "selamat jalan bung Karno" "Semoga segala amal ibadah, perjuangan untuk negeri ini diterima disisiNya dan dosa-dosanya diampuni, Amin" Catatan : Artikel yang sama diterbitkan di : http://thanjawaarif.blogspot.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Politik Selengkapnya