Mohon tunggu...
Arief Setiawan
Arief Setiawan Mohon Tunggu... pegawai negeri -

pecinta kegilaan http://arieflmj.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Politik

Melawan Dengan Foto

26 Januari 2011   04:06 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:11 528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Demonstrasi seringkali diidentikkan dengan suatu perlawanan atas ketidakadilan. Berbondong-bondong memenuhi jalan raya untuk menyuarakan suara yang dianggap tersumbat. Salah satu jalan agar sebuah tujuan tercapai. Namun, perlawanan terhadap ketidakadilan ternyata bisa dilakukan dengan banyak cara. Di era IT ini, perlawanan tersebut dapat dengan menyebar gambar (foto) yang melambangkan suatu cita-cita. Senjata utama dalam perlawanan foto ini, yakni photoshop (atau softwere sejenis lainnya) dan jaringan internet. Tokoh yang dianggap layak dilawan “difoto” sedemikian rupa dengan cara sarkas. Tak ada jalan eufemisme dalam kritik dengan gambar foto ini. Kocak, kritis, dan menusuk merupakan ciri dari perlawanan ini. Inilah senjata mematikan disamping kata yang akan terus menghantui para musuh bersama. Tokoh di negeri ini mayoritas sudah pernah mengalami jadi bulan-bulanan perlawanan gambar. Terutama pejabat negara, mereka seringkali jadi obyek kritik, termasuk Presiden SBY. Ia dihajar habis dengan berbagai jenis foto hasil editing dengan softwere photoshop atau sejenisnya. Berbagai tema ditampilkan untuk menegaskan kritik kepada presiden. Tak ketinggalan juga Gayus Tambunan. Berbagai pose tersebar di internet. Mulai dari memakai wig blonde, menonton sepakbola bareng presiden, hingga jadi model crop circle. Ketua Umum PSSI Nurdin Halid pun tak luput dari serangan kritikus. Berbagai gambar tentang dirinya bermunculan di internet. Seperti halnya Gayus, dia juga jadi obyek crop circle. Bahkan, kedua orang ini “dinobatkan” jadi pasangan capres-cawapres untuk 2014-2019.

12960139411891375411
12960139411891375411
Melawan ternyata tak harus dengan turun ke jalan. Dengan kemajuan IT, perlawanan bisa dibangun dengan menggugah kesadaran masyarakat. Dengan tampilan kocak tapi penuh dengan pesan mendalam. Gambar tersebut menunjukkan suatu perlawanan yang sifatnya cair dan luas, serta sulit untuk mengidentifikasi siapa gerangan pemimpinnya. Internet menunjukkan kehebatannya dalam membangun gerakan massa di dunia maya. Kritik foto itu menyuarakan suatu sesuatu kejanggalan dalam masyarakat. Tak hadir begitu saja dalam ruang vakum tanpa adanya konteks sosial-politik yang tengah terjadi. “Demonstrasi” melalui foto hasil editing jadi trend dalam menyikapi situasi sosial-politik teraktual. Foto tersebut sejatinya ingin mengatakan, “aku mendemomu. Dengarkan suara kami atau kau akan turun di jurang tanpa dasar.”
12960142601841806688
12960142601841806688
1296014549698033303
1296014549698033303
Ya, barangkali para alien itu senantiasa mengamati situasi Indonesia hingga mereka membuat pesawat UFO dengan dasar bergambar para news makers. Sumber gambar: facebook.com Dimuat juga di blog pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun