Mohon tunggu...
Arief Setiawan
Arief Setiawan Mohon Tunggu... pegawai negeri -

pecinta kegilaan http://arieflmj.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Politik

Belantara Pengubah Dunia: Masyarakat Adat dalam Internet

23 Maret 2011   07:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:31 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: http://bulgaria.indymedia.org

[caption id="" align="aligncenter" width="500" caption="Sumber: http://bulgaria.indymedia.org"][/caption] Banyak yang mengatakan, internet jadi senjata utama dalam sebuah gerakan menggema saat Timur-Tengah bergejolak. Tuntutan demokratisasi disebar melalui jejaring sosial sehingga banyak yang turun ke jalan. Menuntut sebuah demokrasi setelah puluhan tahun dikungkung oleh rezim otoriter. Internet jadi senjata mereka dalam menyebarkan informasi dan gagasan. Benarkah internet jadi senjata ampuh dalam sebuah gerakan berawal dari gejolak Timur-Tengah? Argumen yang banyak mengemuka tersebut sejatinya mudah sekali untuk dipatahkan. Internet jadi senjata bukan diawali dari Tunisia atau Mesir. Lebih jauh dari itu. Internet jadi senjata ampuh sejatinya berawal dari pedalaman hutan belantara di Meksiko Tenggara, Chiapas. Mereka menggunakannya sebagai senjata untuk menopang gerakan masyarakat adat yang mereka bangun melalui organisasi Ejercito Zapatista Liberacion Nacional (EZLN). Dari pedalaman belantara hutan tropis di Chiapas, internet jadi instrumen utama dalam pergerakan. Dibawah komando Subcomandante Marcos, EZLN bergerak ke seluruh dunia. Mereka mendesakkan tiga tuntutan utama: demopkrasi, kebebasan, dan keadilan, juga mengusung nasionalisme inklusif dengan slogan: dunia yang lain adalah mungkin. Gagasan adalah senjata. Karena itu, ia harus diungkap dengan kata dan dampaknya lebih dahsyat dari bom nuklir sekali pun. Di balik itu semua, ada hal yang sangat misterius dari belantara Chiapas ini. Apalagi kalau bukan komunike yang rutin mereka posting di internet. Isinya banyak terkait dengan desakan politik atau respon terhadap situasi kekinian. Komunike tersebut mereka sebar melalui internet. Bagaiamana di tengah belantara tersebut ada jaringan internet? Bagaiamana cara mereka tak terdeteksi oleh agen rahasia dari berbagai negara? Dari tengah belantara merambah dunia melalui internet. [caption id="" align="aligncenter" width="400" caption="Sumber: http://www.schoolsforchiapas.org"][/caption] Dunia pun tahu tentang aktivitas mereka dari pedalaman belantara Chiapas, Meksiko. Dunia pun kagum dengan mereka. Sejak 1 Januari 1994, mereka menggegerkan dunia dengan pemberontakannya. Pemberobntakan yang tak ditujukan untuk menggulingkan pemerintahan, ganti ideologi negara, dan berkuasa di Meksiko. Mereka menuntut agar ruang publik lebih terbuka sehingga semua gagasan bisa saling didiskusikan. Mereka juga melawan neoliberalisme yang hendak menciptakan sejarah tunggal manusia. Ternyata, bukan Timur-Tengah yang mengawali gunakan internet sebagai alat perubahan. Jauh sebelumnya dari tengah belantara hujan tropis Meksiko. Sampai sekarang pun, mereka tetap di tengah hutan dan terus mengirimkan “kabar” perlawanan terhadap pandangan monolitik dan neoliberalisme. Seluruh dunia tahu mereka karena internet. Seluruh dunia mendukung gerakan yang dimotori Subcomandante Marcos yang sampai detik ini belum diketahui siapa dibalik topeng balaclava tersebut. [caption id="" align="aligncenter" width="325" caption="Sumber: http://elsam.minihub.org"][/caption] Barangkali bila menggunakan EZLN sebagai awalan penggunaan internet sebagai alat gerakan terlalu jauh, maka Indonesia bisa jadi contoh. Reformasi 1998 tak bisa dilepaskan dari peran internet. Para aktivis gunakan internet sebagai sarana berkomunikasi. Cara Iran melalui penyebaran kaset tak bisa lagi digunakan, kekuatan rezim sangat kuat saat itu. Menurut beberapa referensi, gerakan reformasi 1998 merupakan sejarah awal penggunaan internet sebagai senjata untuk menumbangkan suatu rezim. Dalam artian, jadi sarana komunikasi aktif antar aktivis. Tesis kekuatan internet sebagai senjata perubahan politik di Timur-Tengah ternyata bukanlah pionernya. Internet sudah sejak lama jadi senjata mematikan dalam melawan penguasa despotik. Pedalaman hutan belantara Chiapas ternyata jadi inspirasi bagaiamana gerakan dibangun melalui jejaring internet. Sekali lagi, bukan Timur-Tengah, tapi oleh masyarakat adat di Chiapas. .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun