Mohon tunggu...
Arief Setiawan
Arief Setiawan Mohon Tunggu... pegawai negeri -

pecinta kegilaan http://arieflmj.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Gayus Vs Presiden

22 Januari 2011   14:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:17 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa orang terpopuler di Indonesia saat ini? Apakah orang yang mengaku dipilih oleh mayoritas warga negara atau lainnya? Di luar dugaan, orang terpopuler di Indonesia saat ini ternyata tak terkait dengan kepemimpinan nasional, melainkan pencipta kontroversi. Siapa lagi kalau bukan Gayus Tambunan. Si tersangka kasus korupsi dan “melarikan diri” dari rumah tahanan.

Gayus saat ini jadi buah bibir (lagi) setelah sempat tenggelam beberapa saat. Ketika pertama kali muncul, Gayus jadi ikon sebuah kebejatan. Di berbagai tempat, namanya disebut untuk mewakili suatu ironi di tengah keterpurukan negara. Bahkan. Koleganya harus juga menanggung malu akibat ulah pegawai Ditjen Pajak berpangkat III A ini.

Menurut seorang teman, kenek kopaja atau metromini ketika menunjuk pemberhentian di depan Kantor Pusat Ditjen Pajak menyebut lokasi itu dengan merujuk nama Gayus. “Gayus…Gayus…Gayus…”. “Bikin malu saja dan kasihan yang tak tahu apa-apa juga kena getahnya,” imbuhnya.

Coba bandingkan dengan Istana Negara. Nama Presiden pun tak disebut ketika melintasinya. Cuma sekedar menyebut “Istana” saja tanpa embel-embel lain. Sangat jelas kalau Gayus ternyata lebih popular daripada Presiden Yudhoyono (www.ngawur.com, hehehe). Namun, itu hanya secuil fakta tentang betapa Gayus telah mencederai rasa keadilan di negeri ini. Siapa punya uang, dia bisa beli apa pun, termasuk keadilan.

Turunnya popularitas Presiden Yudhoyono tentu saja membuatnya gusar. Presiden yang gila dengan pencitraan ini berusaha sekuat tenaga memborong “bedak citra” puluhan “trailer” guna memulihkannya. Salah satu upayanya dengan menerbitkan instruksi soal penanganan kasus Gayus. Instruksi yang oleh beberapa pihak dinilai tak menggigit, normatif saja. Juga dengan berusaha merespon cepat ketika para pemuka agama menyatakan pemerintahan SBY-Boedino bohong soal pencapaiannya.

Hanya ada dua kata untuk mewakili semuanya: lambat dan citra. Dapat jadi perbandingan soal responsivitas presiden terhadap kasus yang berhubungan dengan keadilan. Sangat lambat, bahkan terkesan didiamkan begitu saja seperti yang terjadi pada warga korban luapan Lumpur Lapindo. Malah presiden bertindak sebaliknya, cenderung melindungi kepentingan korporasi.

Gayus jadi sorotan semua pihak di negeri ini. Gayus tak hanya sekedar nama. Ia sudah jadi ikon budaya dalam masyarakat. Ikon budaya yang mewakili kebejatan perangai manusia yang begitu rakus dan tamak. Mengambil hak orang lain dan membuat banyak pihak dirugikan. Gayus bukan lagi seoarang pegawai biasa. Semua mata tertuju padanya, bahkan presiden pun dibuat jengah olehnya. Ya, meski lambat asal selamat (semoga bukan karena gara-gara kalah populer…:D).

Dimuat juga di blog pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun