Mohon tunggu...
Arif Sadewa
Arif Sadewa Mohon Tunggu... profesional -

Love, Peace and Harmony

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Peresmian Masjid Terbesar di Jepang

21 November 2015   07:21 Diperbarui: 21 November 2015   08:43 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

"Alhamdulillah saat ini jamaah Jepang mendapat taufik untuk membangun masjid pertamanya. Maka hendaknya kita menyampaikan agama yang hidup ini.  Maksud dan tujuan baru akan terpenuhi jika kita menunaikan hak masjid.  Kita menyampaikan pesan islam hakiki dan menjadi hamba Allah yang hakiki untuk menyampaikan pesan Islam yang sesungguhnya.  Anda dengan karunia Allah memperoleh karunia itu.  Islam membutuhkan orang-orang yang selalu memperbaiki dirinya untuk menyampaikan pesan tabligh dari Jepang." Demikianlah bunyi sebagian dari pesan pemimpin dunia muslim Ahmadiyah disela peresmian masjid terbesar di jepang.

Masjid Baitul Ahad itulah nama yang diberikan untuk masjid terbesar di jepang itu.  Masjid yang terletak di Aichi Prefectures dekat dengan Nagoya semula adalah bangunan rumah biasa yang kemudian dirubah menjadi bangunan masjid.

Masjid itu sendiri terletak di daerah yang sangat strategis.  Ruangannya mampu menampung 700-800 jamaah sholat.  Karena ada di pinggir jalan maka masjid ini bisa menarik perhatian orang. untuk wilayah Jepang, Cina, Korea dan Hongkong masjid ini merupakan masjid pertama yang di bangun komunitas Ahmadiyah.

Sebagian besar jamaahnya merupakan imigran muslim dari Pakistan.  Mereka datang jauh-jauh ke jepang untuk bekerja dan memperoleh kehidupan baru.  Ya seperti umumnya penduduk negara dunia berkembang Jepang merupakan negara yang memiliki pikatan daya tarik ekonomi bagi mereka.   

Masjid yang dibangun dengan anggaran awal $ 1.200.000 itu pembangunanya di awali pada tahun 2013.  Dana diperoleh dari sumbangan sukarela komunitas tersebut.  Mereka menyisihkan sebagian penghasilan tiap bulan guna terwujudnya pembangunan masjid megah itu.  Misalnya pelajar yang tidak disebut namanya bekerja part time dan memperoleh gaji 80.000 yen, ia sisihkan 50.000yen untuk masjid itu tiap bulannya.  Seorang jamaah muslimah menyumbangkan 24 gelang emasnya untuk masjid itu.  Bahkan ada yang rela memberikan satu set perhiasan baru yang sebelumnya akan ia hadiahkan untuk pernikahan anaknya.  Contoh-contoh yang luar biasa dan jarang kita temukan.

Tidak mudah membangun masjid di Jepang yang merupakan tempat di mana muslim menjadi minoritas.  Penolakan tentu saja ada.  Tetapi penolakan tersebut tidak berlanjut dan pembangunan tetap berjalan.

Penerimaan yang baik dari tetangga non muslim pun juga terjadi.  Tetangga bukan muslim dengan rumah besar yang bersebelahan dengan masjid menyediakan tempata nya untuk menginap para tamu selama acara peresmian diselenggarakan. Tetangga yang lainny memberikan pekarangannya untuk menjadi lahan parkir.  Ada juga seorang penjual bunga non muslim yang menghias masjid dengan bunga dagangannya secara gratis.

Jepang merupakan wilayah tugas berat bagi muslim yang ingin mempromosikan, memperkenalkan dan mengajak memeluk Islam.  Hal ini disebabkan karakter bangsa dan budaya mereka yang sudah tinggi, disiplin, pekerja keras dan etos luar biasa.  Untuk menghadapi budaya yang sudah luar biasa itu maka diperlukan karakter yang lebih baik untuk mengajak mereka kepada budaya islam.  Semoga saja muslim yang di jepang mampu melakukannya meski mereka berasal dari negara-negara berkembang yang kita tahu tingkat disiplin dan karakternya yang jauh lebih lemah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun