Pemimpin yang digambarkan ini adalah kepemimpinan sekarang, yang keberatan memberikan hak-hak masyarakat dan hak itupun sangat mustahil untuk diminta. Apabila hak diminta, maka yang akan terjadi justru konflik dengan penguasa. Beliau s.a.w. mengerti benar kepemimpinan model seperti ini sehingga beliau tidak memberikan sedikitpun saran untuk meminta hak kepada penguasa karena itu amalan sia-sia saja. Allah adalah tiang utama bagi hak mereka di tengah situasi demikian. Lebih lanjut beliau menasihatkan:
"Dalam keadaan seperti itu dengarkan para penguasa dan taati dia. Mereka akan bertanggung jawab atas tanggung jawab apapun yang telah diberikan kepada mereka dan kalian akan bertanggung jawab untuk tanggung jawab apapun yang telah diberikan kepada kalian.” (Muslim)
Sumpah setia kepada pemimpin adalah kesetiaan dalam segala situasi oleh karenanya mengenai sumpah setia kepada seorang pemimpin. Rasulullah s.a.w. juga meminta orang berjanji setelah mereka Bai'at bahwa mereka akan mematuhi Bai'at dalam setiap situasi, dalam kebahagiaan dan kesedihan, dalam kesulitan dan kemudahan dan bahkan ketika hak-hak mereka dirampas. Beliau juga mengambil janji bahwa mereka tidak akan membantah seseorang yang dijadikan pemimpin kecuali ia secara terbuka melakukan tindakan kufur, yang mengenainya ada perintah yang jelas dari Allah.
Baik pemimpin maupun yang dipimpin keduanya memperoleh perhatian rasulullah s.a.w. Kini di tengah situasi sulit memperoleh hak-hak kita maka Allah lah tempat memperoleh hak. Turun ke jalan secara berkelompok baik damai maupun anarkistis, berteriak-teriak, merusak fasilitas umum tidak disarankan oleh islam. Tindakan ini hanya akan memperburuk keadaan. Demonstrasi masa meskipun dengan cara damai justru menyuburkan kebencian masyarakat kepada pemerintah dan membuat pemerintah tersinggung, demo anarkistis lebih lagi melahirkan bentrokan fisik dan kerugian materi maupun nyawa. Duduk di rumah sibuk dalam doa, sabar dengan sikap pemimpin yang tidak adil adalah cara terbaik yang memungkinkan ketentraman tercipta dan kebencian dua belah pihak tidak meluas. Jika sebagian masyarakat sibuk mendekatkan diri kepada Tuhannya dan berdoa meminta pemimpin adil tentu ini akan lebih baik. Mengganti seorang pemimpin aniaya dengan seorang pemimpin adil adalah perkara lebih mudah ketimbang mengganti jutaan rakyat aniaya dengan jutaan rakyat yang sabar.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H