Ajaib, ahmadiyah yang dianggap sesat ternyata justru telah memiliki sytem khilafat yang telah berumur 105 tahun.  Benar-benar di luar perkiraan.  System khilafat yang dibangun pun mengikuti prinsip-prinsip islam. Khilafat ahmadiyah berdiri tanggal 27 Mei 1908 sehari setelah meninggalnya Mirza Ghulam Ahmad.  Sebelum Mirza Ghulam Ahmad dimakamkan, anggota ahmadiyah berkumpul, kemudian ditunjuklah Alhajj Hakim Nuruddin menjadi penerus Mirza Ghulam Ahmad untuk mengemban missi ahmadiyah, menyebarkan pesan islam ahmadiyah ke seluruh dunia dan membina seluruh anggotanya. Sebelum kewafatannya Mirza ghulam Ahmad menulis sebuah buku yang berisi pemberitahuan mengenai kewafatannya yang sudah dekat dan ia juga menata metodologi kerohanian, keuangan, dan operasional jamaahnya dalam buku yang berjudul alwasiyat.  Di dalamnya berisi wasiyat bagi seluruh warga ahmadiyah dan petunjuk-petunjuk bagi masa depan ahmadiyah.  Mengenai khilafat itu bahkan Ghulam Ahmad menulis: "... adalah penting bagi kalian untuk menyaksikan Manifestasi (madzhar) kedua juga, dan kedatangannya lebih baik bagi kalian karena ini kekal, kelangsungannya tidak akan berakhir sampai hari kiamat. Dan Manifestasi kedua tidak bisa datang kecuali aku pergi. Tapi ketika aku pergi, Allah akan mengirim Manifestasi kedua itu bagi kalian, yang akan selalu tinggal bersama kalian seperti yang dijanjikan oleh Allah dalam Barahin Ahmadiyah. Dan janji ini bukan untukku. Sebaliknya janji ini adalah untuk kalian, sebagaimana Allah [berbicara kepadaku] berfirman: Aku akan menjadikan Jemaat ini yang merupakan pengikutmu, menang atas yang lain sampai hari kiamat. [Al Wasiyyat]
Khilafatnya yang kini dijabat Hazhrat Mirza Masroor Ahmad (khalifah ke 5 dalam silsilah Ahmadiyah) telah membawahi 200 keamiran di 200 negara di seluruh dunia dengan pengikut lebih dari 200.000.000 orang hampir sama dengan penduduk Indonesia. Â Jika seluruh anggota ahmadiyah ini terkumpul di suatu tempat tak pelak lagi sudah bisa menjadi sebuah negara sendiri, tapi itu tidak dilakukan oleh Ahmadiyah karena gerakannya yang mengharamkan politik. Â Seluruh pengikut Ahmadiyah di dunia dianjurkan untuk taat dan patuh pada pemerintahan dimanapun mereka tinggal. [caption id="attachment_266099" align="aligncenter" width="300" caption="Mirza Masroor Ahmad khalifah ahmadiyah V (sumber: alislam.org)"][/caption] Dalam memilih khalifahnya pun ahmadiyah jauh dari hingar bingar kampanye dan segala sesuatu yang berbau politik. Â Begitu seorang khalifah meninggal maka satu atau dua hari segera berkumpul perwakilan ahmadiyah dari seluruh dunia guna memilih khalifah pengganti. Â Uniknya mereka memilih tanpa mengetahui terlebih dahulu kandidat-kandidat yang akan dipilih. Â Begitu perwakilan dari seluruh dunia yang berhak memilih dan dipilih sebagai khalifah berkumpul di suatu tempat, barulah dipersilahkan mengusulkan nama-nama untuk dipilih. Â Nama-nama itu diusulkan secara mendadak. Â pribadi yang diusulkanpun bukanlah orang yang mengusulkan dirinya atau seseorang yang menginginkan jabatan khalifah itu. Â Begitu nama-nama itu didapat barulah diadakan voting tanpa banyak perkenalan mengenai kandidat. Â Yang memperoleh suara terbanyak itulah yang diangkat sebagai khalifah, yang kemudian mengambil sumpah baiat dari seluruh anggota ahmadiyah di seluruh dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H