Sejak didirikan hingga saat ini, Partai Golongan Karya merupakan pilar utama dalam membentuk sistem politik nasional, termasuk menentukan suksesi kepemimpinan nasional. hingga saat ini, sebagai mainstream utama politik nasional, Golkar sukses membentuk keseimbangan strategis dan medudukkan Golkar sebagai pemain kunci (bandul) dalam setiap langgam permainan. Lahir atas kebutuhan dan kebuntuan sistem demokrasi terpimpin serta sebuah harapan untuk menciptakan sistem kepartaian yang efektif, Golkar memiliki kiprah yang cemerlang, lepas dari perdebatan kelahiran serta dominasinya dimasa lalu.
Kini, ditengah riuh rendah gema politik, peran Partai Golkar semakin kentara dalam pembentukan mekanisme politik di semua level kebijakan politik. Mengakar laksana simbol beringin yang kokoh. Dan, kiprah inilah yang kini harus dipelihara sebagai kesuksesan affirmative menuju kesuksesan kognitif. dengan jaringan yang dimiliki, partai Golkar bahkan mampu menjangkau simpati permanen yang secara 'samar' melahirkan banyak konstituen ideologis hingga sekarang. Namun dalam momentum Ulang Tahun partai Golkar yang ke-47 atau hampir setengah abad, banyak pertanyaaan muncul dibenak publik terkait peran Golkar untuk masa depan Republik.
Salah satunya keinginan Golkar untuk menyiapkan Suksesor dari internal partaiGolkar (pencalonan Aburizal Bakrie dalam Pilpres 2014 nanti). Ini tentu bukan pekerjaan mudah dan murah. Dibutuhkan konsistensi, keuletan, keterampilan politik untuk dapat mencapai itu. Meski, Golkar merupakan partai politik yang memiliki persebaran suara merata, namun tak cukup dengan itu, suksesi kepemimpinan nasional dapat dicapai. Keunggulan disisi jaringan, sebaran dukungan (konstituen), sumber pendanaan hingga jaringan internasional yang saat ini mulai dikomodifikasi Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie tentu merupakan modal dasar yang kuat untuk membentuk Suksesor politik pada Pemilu 2014.
Yang kesemuanya harus terukur dalam mengoptimalkan rasionalitas suara publik sebagai ukuran dasar untuk meraih simpati.Maka dengan kecakapan politik yang selama ini telah dicapai Golkar, jalan menuju Pemilu 2014 merupakan ujian bagi kualitas partai. Ini sekaligus untuk memantapkan keunggulan kompetitif Golkar yang telah menakhodai republik hingga mencapai banyak perubahan, termasuk didalamnya perubahan pada kultur politik (political culture). dan sekali lagi untuk mengapresiasi peran partai Golkar menyambut ulang tahun yang ke-47, kita perlu mensupport secara positif harapan besar partai Golkar dalam ruang-ruang demokratik. tentu, dengan mempertimbangkan sosok sekaliber Aburizal Bakrie dengan segudang keteladanan yang dimiliki, meski harus banyak berbenah diri.
Setidaknya tahun 2014 adalah ujian bagi partai Golkar untuk semakin menunjukkan kiprah politik dalam proses perubahan sosial demi terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Arief Rachman (Direktur Eksekutif Institut Proklamasi)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H