TAHUN ini menandai usia memasuki satu per empat abad kedua, setelah tahun lalu melewati satu per empat abad pertama. Periodesasi usia di paruh ini menjadi ukuran, patokan, dan parameter dalam menjalani hari yang kian "menantang." Terlebih dalam menapakai kehidupan yang cukup "serius" dan garang.
Garang dalam hal ini dimaknai sebagai konsekuensi dari pengambilan keputusan setiap episode hidup dengan penuh pertimbangan, kematangan, dan kekuatan dengan mengerahkan segala upaya pikiran, tindakan, dan perbuatan.
Setiap episode hidup memiliki karakter dan cerita tersendiri. Ada yang dipenuhi dengan duka cita, ada pula yang diliputi dengan suka cita dan gembira. Namun yang paling penting adalah setiap kehidupan mampu berbuat sebaik-baiknya untuk khalayak seluas-luasnya yang dilandasi dengan nilai kebaikan, keindahan, kebenaran, kedamaian, dan kemerdekaan diri.
Usia jika dilihat sebagai hitungan angka tiada lain hanyalah ukuran matematis dan perkembangan anatomis belaka. Kesejatian usia terletak pada kehalusan budi, ketajaman naluri, dan keluasan nurani. Oleh sebab itulah, memaknai kelahiran sejatinya adalah terus menerus mengevaluasi setiap perilaku yang sudah dikerjakan di masa lalu, meneladani sikap yang dilakukan hari ini, dan memanifestasikan akhlak yang terus direfleksikan di masa mendatang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H