Mohon tunggu...
Arief Nurharyadi
Arief Nurharyadi Mohon Tunggu... Sales - Suka membaca dan berandai-andai

Baca/Iqro tidak hanya membaca yang Tertulis tetapi juga membaca yang TIDAK Tertulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Roller Coaster Mainan dan Kehidupan

11 Juni 2022   01:35 Diperbarui: 9 April 2024   10:27 654
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.pngwing.com/en/free-png-zgfvk

Roller Coaster Mainan dan Kehidupan.

Ketika kita ke taman bermain seperti dunia fantasi (Dufan), Jungle Land, Disneyland dan lain sebagainya maka mungkin kita pernah menaiki wahana "roller coaster", banyak orang mengantri hanya untuk mengalami "stress" yang ditandai dengan teriakan-teriakan histeri dan "menikmati"nya ketika roller coaster naik-turun padahal jika kita bandingkan dengan "stress" dikehidupan belum tentu kita dapat menikmatinya. 

Jika kita kaji maka ada 3 alasan mengapa orang masih saja rela membayar dan mengantri untuk naik 'roller coaster' tersebut.

1. Ketika naik 'roller coaster' mainan kita sudah siap mengantisipasi, sehebat apapun naik dan turun roller coaster kita tahu bhw ujung perjalanan tdk lama, berbeda dengan 'roller coaster' kehidupan sering datang tanpa kita siap mengantisipasi dan tidak tahu kapan ujung perjalanannya.

2. Dalam 'roller coaster' mainan kita "percaya" bhw pengelola telah memasang alat dan sistem keamanan yang diandalkan meskipun ada juga yang gagal tetapi kita mempersepsikan 'roller coaster' mainan adalAmaaman untuk dinaiki.

Dalam 'roller coaster' kehidupan kita sering ragu dan tidak tahu akan adanya alat dan sistem pengamannya.

3. Ada perbedaan sikap, ketika naik 'roller coaster' mainan maka mindset kita memformat bhw kita sedang bersenang-senang. Naik-turunnya 'roller coaster' yang membuat kita menjerit histeri itu bagian dari kesenangan. Sedangkan pada 'roller coaster' kehidupan lebih sering di persepsikan sebagai 'musibah ketika turun/dibawah dan kenikmatan ketika naik/diatas.

Dapatkah kita "menikmati" roller coaster kehidupan seperti menikmati roller coaster mainan ?

PERTAMA, kita mempersiapkan diri untuk melalui Up & Down nya kehidupan. Kita tahu bahwa itu semuanya bersifat sementara, kita siapkan saja untuk akhir yang menyenangkan dengan ketaatan, amal sholeh dan doa yang sangat populer untuk akhir yang husnul khatimah.

KEDUA, kita harus YAKINI bahwa Yang Maha Mengelola 'roller coaster' kehidupan ini adalah juga Yang Maha Tahu, MahaPerkasa, Maha Adil, ditangan-Nya segala kebaikan. Karenanya kita pasrahkan Up&Down kehidupan kita ke tangan-Nya untuk diberi akhir yang baik menurut Dia Yang Maha Tahu, bukan yang terbaik menurut kita atau orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun