Mohon tunggu...
Arief
Arief Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Pernah nulis dibeberapa media seperti SINDO, Jurnas, Surabaya Post, Suara Indonesia (dulu dimasa reformasi), Majalah Explo dll. ( @arief_nggih )

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kisah TPPI Tuban dari "Mangkrak" Bertransformasi Menopang Produksi BBM Nasional

3 April 2017   11:19 Diperbarui: 4 April 2017   18:23 16211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : lintasnasional.com

Tidak hanya kilang beroperasi penuh, namun dengan teknologi modern yang ada, maka “jenis produk” yang dihasilkan TPPI Tuban dapat dengan mudah dimodifikasi untuk menghasilkan keuntungan yang maksimal bagi Pertamina. Semisal sebulan sejak beroperasi secara penuh di November 2015, dengan feedstock sebesar 2.311,28 MB menghasilkan produk : Gasoil 223,80 MB, Premium 991,16 MB, LPG 65,38 MG dan FO 68,63. Dari komposisi ini nampak bahwa Gasoil adan FO adalah produk yang harganya tidak dikendalikan Pemerintah, namun harga produk ini termasuk rendah karena dianggap sebagai “produk samping”

Bandingkan dengan bulan Desember 2016 dengan feedstock sebesar 2981,16 MB menghasilkan Gasoil 237,50 MB, Pertamax 1.482,91 MB, LPG 89,16 MB dan FO 17, 35 MB. Terlihat presentasi “produk samping” Gasoil dan FO yang turun, hilangnya Premium dan Pertama sebagai produk mayoritas.

Melihat laporan keungan Pertamina 2017 yang mencatat keuntungan sebesar US$ 3,15 miliar atau setara lebih dari Rp 41 triliun, serta penjualan produk BBM Non Subsidi yang melonjak hingga 17%, maka meningkatnya produk otomotif yang membutuhkan BBM berkualitas mampu di jawab ketersediaannya oleh Pertamina, salah satunya ditopang dari TPPI Tuban.

Maka tidak salah jika diibaratkan Dwi Soetjipto mampu “menghidupkan kembali” aset mangkrak TPPI Tuban menjadi sangat bernilai bagi bangsa Indonesia karena mampu menopang program Kemandirian Energi Nawacita, juga memberikan dampak positif bagi kinerja Pertamina sebagai korporasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun