Kesian Pakde Jokowi. Tidak ada hentinya digoreng dengan isu komunis.
Kembali, Pemerintahan Jokowi yang saat ini sedang sibuk-sibuknya bekerja, bekerja dan bekerja untuk kesejahteraan rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas hingga Pulau Rote harus menghadapi isu rekayasa, yang tidak bosan-bosannya mengangkat isu komunis. Rencana kunjungan Sekjen Partai Komunis Vietnam menjadi bahan bakar para penebar isu di media sosial.
Prestasi Jokowi yang membangun Trans-Papua sepanjang 3.800 KM atau menyamakan harga BBM di daerah-daerah pinggiran Indonesia yang dahulu harus dibayar hingga 50.000 hingga 60.000 Rupiah dan sekarang sudah bisa ditebus seharga 6.500 Rupiah, bisa jadi hanya bisa dicounter dengan isu-isu gorengan seperti isu komunis ini.
Kalian tahu gak sih, ideologi komunisme itu sudah dilarang dan bahkan ada TAP MPRS yang melarangnya. Landasan hukumnya jelas, sehingga aparat bisa melakukan tindakan. Bahkan Presiden Jokowi sudah mengatakan agar menggebuk PKI atau komunisme bila memang ada. Ya, bila ada. Sejauh ini belum ada yang melaporkan secara jelas, hanya berani berteriak sumir di media sosial.
2019 memang masih lama dan 2014 sudah berlalu, namun peperangan sepertinya memang belum padam.
Gemes sekali dengan mereka yang berusaha memfitnah dengan segala cara. Yang disebelah itu tahu gak sih, Presiden SBY juga pernah menemui Petinggi Partai Komunis Vietnam juga loh. Kenapa dulu-dulu itu mereka tidak teriak-teriak seperti ayam betina di kejar si jago?
Mungkin mereka memang tidak tahu, bahwa PKV adalah partai politik pendiri dan penguasa Republik Sosialis Vietnam dan sepenuhnya menguasai pemerintahan serta mengendalikan negara, militer, dan media secara terpusat. Jadi sudah sewajarnya Sekjen PKV, Nguyen Phu Trong bertemu dengan Presiden RI. Karena akan banyak perjanjian yang saling menguntungkan yang dapat dicapai bagi kedua Negara.
Asal tahu saja, Vietnam akan menggelar APEC 2017 di bulan November dan akan mengundang Presiden Trump yang selama ini musuh bebuyutannya. Intinya, saat ini intinya pembangunan dan kebutuhan ekonomi. Jadi tak usahlah kau ributkan lagi isu komunis itu.
Gorengan memang enak sebagai cemilan. Tapi kebanyakan gorengan juga menyebabkan radang tenggorokan, kolesterol dan darah tinggi.
Sudahlah. Tenggak kopi susuku sampai habis.
Referensi: