Mohon tunggu...
Arief Muhajir
Arief Muhajir Mohon Tunggu... wiraswasta -

Seorang Penulis Freelancer yang bertekad menyebarkan hal-hal baik dan bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengapresiasi Semangat Santri Tebu Ireng dengan Gerakan ODNR dari Depok

7 April 2014   21:31 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:57 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Acara yang diikuti para santri Tebu Ireng ini ternyata membuat gedung penuh bahkan banyak santri yang tidak kebagian kursi karena begitu terpukau dengan kehadiran tim gerakan ODNR Depok yang ingin mengubah mindset pola makan para santri.

[caption id="attachment_318993" align="alignnone" width="506" caption="Revolusi mindset. Sebuah pandangan tentang pola makan yang memang sangat dibutuhkan remaja seusia santri (foto by Arief)"][/caption]

Manfaat gerakan ketahanan dan diversifikasi pangan ternyata tidak hanya dirasakan oleh Pemerintah Kabupaten Jombang Jawa Timur saja. Para santri dan pembina yang bermukim di salah satu pondok tertua di Jawa ini, misalnya. Antusias dari pengasuh dan santri Pondok Tebu Ireng untuk menyukseskan gerakan ODNR begitu membuat semangat rombongan Wali Kota Depok yang membedah dan mengkaji buku Revolusi Mindset: ODNR untuk Indonesia Sehat dan Sejahtera ini.

Paparan yang berlangsung selama tiga jam ini rupaya tidak cukup memenuhi rasa penasaran dari para santri dan pengasuh Pondok Tebu Ireng Jombang. Diselingi oleh pemutaran rangkuman liputan dari media televisi swasta nasional tentang gerakan ODNR yang sudah menyebar ke berbagai kalangan, Wali Kota Depok selaku penggagas gerakan ini memaparkan dengan lugas dan data yang valid dengan data BPS terhadap pentingnya gerakan agar bangsa Indonesia itu menjadi sehat dan memiliki ketahanan pangan yang baik.

“Santri itu bila mengkonsumsi makanan pokok seperti jagung, gembili, singkong, dan lain sebagainya, insya Allah tidak akan mengantuk saat menerima materi pelajaran karena kadar indeks glikemiks makanan itu rendah,” jelas Nur Mahmudi di depan ratusan santri dan pengasuh pondok.

Dimoderatori oleh oleh budayawan dan pengelola penerbitan Tebu Ireng Jombang, Roy Hadian, acara berlangsung menarik. Dalam sesi tanya-jawab, Wali Kota Depok sempat diinterupsi dan dibantah berkali-kali oleh salah seorang pengasuh pondok dengan paparan Nur Mahmudi tentang masalah diversifikasi pangan ODNR tersebut. KH. Lukman, sang pendebat Wali Kota Depok berargumen bahwa beras adalah tetap nomor 1 tidak bisa tergantikan.

13968558522104379092
13968558522104379092
KH. Lukman, pengasuh pondok akhirnya paham bahwa gerakan ODNR adalah solusi bangsa dalam membuat sehat dan sejahtera (foto by Arief)

Sebuah gerakan baru yang cukup fenomenal dari Pemerintah Kota Depok bernama ODNR yang telah mendapat banyak apresiasi dari pemerintah pusat. Telah menyabet banyak penghargaan dari gerakan yang dimulai dari kantin Kota Depok. Sebagai Wali Kota terbaik se-Indonesia untuk pembina ketahanan dan diversifikasi pangan dari Presiden Republik Indonesia dalam rangka Hari Pangan se-Dunia. Gerakan ini juga mendapat predikat Adhikarya Pangan Nusantara, sebuah penghargaan tertinggi di bidang pangan dari Presiden di Istana Negara juga dalam rangka menjaga ketahanan pangan nasional. Beberapa prestasi yang membanggakan Kota Depok dalam kancah nasional.

13968558852022855611
13968558852022855611
Para santri putri Tebu Ireng, pendukung gerakan ODNR di kalangan santri (foto by Arief)

Dan santri Ponpes Tebu Ireng telah ditulari oleh mindsetpositif sebagai penerus dan cikal-bakal pengusung gerakan ketahanan dan diversifikasi pangan. Semangat Kota Depok dalam terus menyebarluaskan pemahaman tentang pola makan sehat ini akan terus berputar ke seluruh penjuru Indonesia, di mana saja dan kapan saja. Sebuah upaya yang harus didukung semua pihak tanpa berpikir siapa yang membawa dan dari siapa. Yang perlu dicamkan ialah, gerakan ini untuk bangsa Indonesia semata agar selalu tetap sehat dengan pola makan yang sehat dan agar petani Indonesia menjadi sejahtera karena terjadi saling membantu antara desa dan kota (simbiosis mutualisme) yang terus berlangsung. ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun