Usulan, ya hanya usulan. Untuk dunia perbankan.
Apa didengar?
Didengar tidak didengar yang penting usul. Mengenai kredit pinjaman modal untuk usaha beternak puyuh petelur. Maksudnya kalau bisa biar sejahtera bersama-sama. Begitu.
Biarpun barangkali dianggap usulan yang sekedar karepe mbilung, ya tidak apa-apa to. Daripada disimpan jadi uneg-uneg yang bisa menyesakkan. Lebih baik dilepas saja, jadi tulisan.
Usulan kepada dunia perbankan.
Apakah hanya kepada bank yang hobi memberikan kredit pinjaman modal usaha? Tentu maksud saya tidak hanya bank, tetapi kepada semua lembaga yang bergerak di bidang keuangan semacam ini. Baik dengan bunga berat, bunga ringan, bunga empuk, bunga lunak, bunga genduk-genduk, bunga-bungaan dan semacamnya.
Usulan inipun lebih merupakan untuk yang usaha beternak puyuh petelur. Dan yang modalnya pakai pinjaman, bukan modal sendiri.
Lebih khususnya lagi untuk yang beternaknya mulai sejak DOQ (Day Old Quail) umur satu hari, atau yang mulai umuran siap naik kandang, atau lagi bahkan yang siap telur (40 hari).
Jadi untuk pembibitan, maupun yang beternaknya mulai dari menetaskan sendiri telur puyuh final stock, saya belum paham penghitungannya.
Bukan saya menganggap gegabah. Namun beberapa peternak dalam menurunkan kredit pinjaman bank atau lembaga yang semacamnya, sering tidak memperhatikan sifat khas usaha budidaya burung puyuh petelur ini. Terutama yang pemula (saya).
Demikian juga surveyor atau apapun itu namanya, sekali lagi saya tidak menganggap gegabah, bisa saja tanpa memahami lebih mendalam mengenai bagaimana sifat usaha budidaya ini, sekonyong-konyong (koder) demikian saja menurunkan dana. Alhasil, setelah beberapa lama, kalau peminjam sudah kehabisan cadangan dana bilamana harga telur puyuh terpuruk, maka kredit macet bisa mengancam. Nah lho... Salah siapa? Mau cari kambing hitam lagi?