Kami adalah kami, beda satu huruf terakhir, bisa beda arti. Maka, definisi kami ya kami, saya termasuk kami.
NKRI adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia, berdasar pada Pancasila dan UUD 1945.
Tanggal 1 Juni sudah berlalu, namun hitungan beberapa hari masihlah hangat untuk menulis tentang ini, dengan hati-hati. Semoga tidak ada yang tersinggung dan tersakiti. Sekaligus untuk obat kangen, menorehkan sedikit catatan di forum terhormat, Kompasiana.
Kami menjalankan ibadah sesuai dengan yang kami yakini. Selama tidak merongrong kewibawaan negara. Selama tidak membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa, melaksanakan ibadah kami dilindungi oleh Undang-Undang. Â Itulah kenapa kami nyaman di bawah NKRI.
Apakah berarti jika negeri ini bukan NKRI, lantas kami tidak bisa menjalani apa yang kami yakini ?
Bukan berandai-andai dan bukan buruk sangka, tapi itu bisa jadi. Tata cara peribadatan kami bisa menjadi terlarang, padahal kami benci perang. Sarana dan prasarana tempat yang kami senangi bisa habis diratakan dengan tanah. Bahkan kami pun bisa ikut dihabisi, bikin terpaksa kami mempertahankan diri.
Bisa jadi. Ya, bisa jadi.
Itulah kenapa kami nyaman di bawah NKRI.
Walau kadang suka ada diantara kami yang kebablasan, namun kami selalu berada di garda depan mempertahankan NKRI. Kehidupan damai yang penuh toleransi. Keberagaman dalam keber-agama-an adalah waktu-waktu yang indah selama ini. Itulah kami di negeri ibu pertiwi, tumpah darah benteng terakhir kami bisa nyaman beribadah sesuai dengan kami yakini.
Itulah kenapa kami nyaman di bawah NKRI.
 Sudah .. Itu saja.
 Terima kasih perhatiannya.
 Salam bahagia. Salam damai. Salam sejahtera.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H