Ini cerita kenyataan, tapi masuk rubrik humor. Karena jika kami mengingatnya, sering masih geli sendiri. Bukan menertawakan lho. Sungguh. Tapi geli dalam rangka memaklumi. Namanya juga ikut menjalankan ibadah yang bukan agamanya . .
Kami mempunyai saudara yang tinggal di Jakarta. Suatu hari saudara kami itu berkunjung dengan mengajak teman-temannya bermain ke rumah kami di desa. Total jumlahnya lima orang, termasuk saudara kami. Yang tiga orang beragama Kristen.
Cukup akrab kami ngobrol di ruang tamu.
Sedang ramai-ramainya ngobrol, tiba-tiba adzan terdengar. Kemudian bapak berpamitan untuk sholat.
Eh, entah kenapa, tiga tamu yang beragama Kristen bertanya, boleh tidak kalau mereka ikut sholat. Katanya ingin dapat juga pahala dari ibadah orang Islam.
Oleh Bapak dijawab, boleh-boleh saja, tidak masalah. Setelah mereka cuci muka ala kadarnya, kemudian ikut masuk ke ruang pesholatan.
Setelah itu kami tidak memperhatikan lagi bagaimana kejadian dalam sholat berjamaah, dimana bapak menjadi imam. Waktu itu, kami anak-anak kebetulan tidak ikut sholat.
Selesai sholat, Bapak keluar sambil senyum-senyum menahan tawa, gimana gitu. Kemudian setelah ngumpul lagi di ruang tamu, barulah kejadian unik dan menggelikan itu diceritakan. Dan tamu-tamu saudara Kristen itu tidak marah ketika kami membahasnya. Sebab mereka mempunyai argumentasi sendiri ketika tadi ikut sholat berjamaah.
Begini kejadiannya: setelah selesai sholat, mengucap salam, tengok kanan kiri, bapak heran. Kenapa yang kelihatan di belakang jadi makmum cuma dua orang? Yang tiga orang saudara Kristen tadi pada kemana, katanya mau ikut sholat jamaah?
Sambil penasaran, Bapak menengok lagi ke belakang. Ternyata posisi mereka satu persatu baris urut ke belakang. Istilah kami, namanya urut kacang. Jadi tidak berjejer menyamping seperti lazimnya sholat berjamaah.
Setelah ngumpul lagi di ruang tamu dan membahas tentang cara mereka urut satu persatu ke arah belakang, sambil tertawa-tawa juga, mereka memberi alasan pemikiran kenapa demikian: "Pikir kami, sholat jamaah itu seperti orang antri, maksudnya antri mendapatkan pahala dari Tuhan, jadi satu persatu kami baris ke belakang. Ternyata barisnya ke samping ya?"
Ada-aja saja . .
( Apabila ada sodara Kristen atau juga sodara Muslim ada yang tidak berkenan dengan postingan ini, dan menyuruh menghapus. Akan saya hapus. Trims. )
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H