Di dalam ensiklopedia bebas Wikipedia dijelaskan bahwa acar (pickle) adalah cara mengawetkan makanan dengan menggunakan cuka dan/atau brine. Biasanya yang dibuat adalah timun, tapi juga cabai, bawang, tomat, dan sebagainya. Acar disajikan sebagai hidangan sampingan, dimakan bersama dengan hidangan utama. Berbagai daerah di dunia memiliki jenis acar tersendiri. (http://id.wikipedia.org/wiki/Acar).
Selama bertahun-tahun, acar dibuat sendiri di rumah (home made) dan dijual secara lokal – bahkan seringkali disertai dengan warisan budaya dan cerita rakyat yang melegenda. Di Indonesia sendiri, acar mungkin hanya menjadi sajian menu pelengkap makanan, seperti misalnya sate, gule, nasi goreng, cap jay, mie pangsit, dan lain-lainnya, sehingga nyaris tak terevidensi, seolah-olah terpinggirkan.
Sejarah acar sebenarnya sudah sangat tua, jauh lebih tua ketimbang kopi. Riwayat acar terentang jauh ke belakang, ke zaman purba dan, tidak ada waktu yang tepat untuk menentukan asal-usulnya, namun diperkirakan sejarah acar telah berumur lebih dari 4.000 tahun. Menurut New York Food Museum, acar dipuja oleh beberapa tokoh sejarah yang sangat mengagumkan. Beberapa fakta dan sejarah yang terkait acar misalnya bahwa buah timun atau ketimun atau juga mentimun (cucumber) sebagai bahan dasar pembuatan acar disebut, sekurang-kurangnya, dua kali dalam Injil (Kitab Bilangan dan Kita Yesaya). Sejarah mencatat penggunaan ketimun lebih dari 3.000 tahun yang lalu di Asia Barat, Mesir Kuno, dan Yunani. Tahun 2030 SM, ketimun – yang notabene merupakan buah asli India – dibawa ke Lembah Tigris. Disanalah untuk pertama kalinya ketimun diawetkan dan dimakan sebagai acar.
Aristoteles, guru “the Great Alexander” memuji daya penyembuhan ketimun yang diawetkan. Cleopatra menghubungkan sebagian kecantikannya dengan acar. Sebagian ilmuwan percaya bahwa Cleopatra memanfaatkan semangka yang direndam dalam air rempah (bukan acar ketimun) dalam campuran cuka berbumbu seperti yang kita kenal sekarang – tidak masalah, biar bagaimanapun itu tetap acar. Kaisar Roma Tiberius makan acar setiap hari. Begitu juga dengan Julius Caesar, menganggap acar memiliki pengaruh menyegarkan dan meningkatkan kesehatan, dan oleh karena itu, ia membaginya dengan pasukannya. Alhasil, tidaklah mengherankan bila pada akhirnya nikmatnya acar menyebar ke seantero Eropa.
Ratu Elizabeth-pun menyukai acar. Dan, Napoleon Bonaparte menghargai acar sebagai aset kesehatan untuk bala tentaranya, sampai-sampai ia menawarkan hadiah senilai $ 250.000 bagi siapapun yang dapat mengembangkan cara mengawetkan makanan secara aman. Adapun, orang yang memenangkan hadiah itu pada tahun 1809 adalah seorang penjual permen bernama Nicholas Appert -dan ia adalah orang pertama yang memperdagangkan acar dalam kemasan botol.
Kegandrungan terhadap acar menjadi ciri nasional orang Amerika. Sesuatu yang pas dengan nama Amerika. Lebih-lebih karena sejatinya Amerigo Vespucci adalah pedagang acar keliling di Seville, Spanyol. Ia memasok acar ke kapal-kapal untuk mencegah para pelaut dari penyakit kudis selama dalam pelayaran yang panjang. Jika Columbus dibanggakan karena menemukan benua Amerika, maka Vespucci tampaknya memiliki keterampilan humas yang lebih baik, lebih-lebih karena secara de facto nama benua Amerika mengikuti namanya. Negara ini kemudian menjadi Amerika Serikat (AS), bukan “Columbus Serikat” atau bahkan “Vespucci Serikat”. Dan, hal ini mungkin lebih baik.
George Washington, Presiden AS yang pertama, adalah penggemar acar. Juga John Adams dan Dolly Madison. Acar sempat mengilhami Thomas Jeferson untuk membuat tulisan berikut: “Pada hari yang terik di Virginia,saya tidak dapat memikirkan hal yang lebih menyenangkan selain acar berbumbu yang lezat, dijumput dari dalam botol beraroma di bawah tangga gudang Bibi Sally.”
Banyak selebritis masa kini yang menjadi penggemar berat acar. Aktor Bill Cosby, aktris Fran Drescher (The Nanny), mantan Walikota New York Ed Koch, dan Curtis Silwa, pendiri Guardian Angel adalah beberapa nama tenar yang didesas-desuskan sebagai pakar acar. Bahkan Elvis Presley suka makan acar goreng.
Kini, setiap tahunnya, sekitar 2,7 miliar ton acar dari beragam jenis dimakan di Amerika Serikat. Itu setara dengan 9 pound (4,1 kg) perorang setiap tahun! Bagaimana dengan Anda? Semoga bermanfaat, khususnya bagi yang suka masak-memasak dan selamat beracar ria bagi yang menyukainya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H