Mohon tunggu...
Arief Kurniawan
Arief Kurniawan Mohon Tunggu... -

Wartawan Tabloid Bola yang akrab dipanggil "Kumis" ini sering diminta menjadi komentator F1 karena pengamatannya yang jeli. Setelah melanglang buana meliput F1 kini dia lebih banyak mengurusi pengembangan produk turunan Bola.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kasihan Hamilton...Kasihan McLaren...

12 September 2008   19:27 Diperbarui: 13 Juli 2015   15:14 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sudah berapa banyak FIA, lebih tepat para steward, mengambil keputusan yang sepertinya berbau 'Ferrari banget'? Kalau mau dirunut ke belakang memang banyak dan itu menurut sebagian mantan pembalap dan juara dunia F1 akan melunturkan kecintaan orang pada olahraga maut ini.

Saya buka ingatan sedikit tentang keputusan-keputusan kontroversial atau "kontroversial" yang pernah diambil FIA lewat para steward mereka yang bekerja sebagai pengawas lomba F1 dari race ke race.

1) Valencia 2008: Felipe Massa dianggap membahayakan sesama pembalap (Adrian Sutil) akibat saat sudah menyelesaikan pit stop tidak melaju pada kondisi aman. Kita tak usah membicarakan penyebab, tapi jenis hukumannya. Kalau memang itu berbahaya, ya bisa saja Massa kena penalti drive through di pit lane yang bisa dikonversi menjadi tambahan waktu 25 detik dari hasil lombanya, karena investigasi dilakukan pasca-lomba bukan saat lomba. Untuk "menyelamatkan" Massa (dan juga Ferrari?) akhirnya Massa hanya diberi peringatan keras dan denda 10.000 euro dan ia tetap dinyatakan sebagai pemenang lomba. Kalau Massa dipenalti, Hamilton yang menang.
2) Interlagos 2007: Pada mobil-mobil dua tim, BMW dan Williams, kedapatan suhu bahan bakar yang lebih dingin dari keharusan 10 derajat di bawah suhu udara di trek (terdeteksi 12-15 derajat). FIA menyatakan mereka bersalah, tapi uniknya tidak mendiskualifikasi mereka. Kalau para pembalap Williams dan BMW yang masing-masing finis di GP Brasil itu pada urutan 4 (Nico Rosberg/Williams), 5 (Robert Kubica/BMW), dan 6 (Nick Heidfeld/BMW) didiskualifikasi, maka Hamilton yang waktu itu finis di urutan 7 akan naik ke urutan 4. Kalau itu skenarionya, Hamilton-lah yang jadi juara dunia 2007 bukan Kimi.
3) Monza 2006: GP Italia kandang Ferrari, tekanan ada pada siapa pun yang mencoba melawan mereka, termasuk para steward? Pada babak kualifikasi Felipe Massa mengeluhkan ia dihalang-halangi oleh Fernando Alonso yang waktu itu masih membela Renault dan sedang bersaing keras dengan Michael Schumacher untuk jadi juara dunia. Memang ada regulasi bahwa siapa pun yang menghalangi seorang pembalap yang sedang membuat catatan waktu kompetitif (flying lap) akan kena penalti berupa pencoretan waktu terbaiknya. Dari layar kaca jelas terlihat waktu itu Alonso berada jauh di depan Massa (sekitar 300-an meter) dan masih jauh dari kategori "menghalangi". Massa komplain dan steward memutuskan Alonso bersalah. Gara-gara start dari posisi 10 dan mobilnya dipaksa geber habis, Alonso rontok saat lomba. Kebetulan Schumacher menang saat itu dan menyatakan pensiun pada akhir musim.

Ini adalah tiga contoh besar yang "melibatkan Ferrari" dan bahkan bisa ikut menentukan ke mana juara dunia berlabuh. Memang pada beberapa kasus para steward juga berlaku fair, seperti kasus Schumacher yang sengaja "memarkir" mobilnya di GP Monako yang sempit sehingga pembalap lain tak bisa lewat. Schumi waktu itu diganjar start dari urutan paling belakang dan itu tepat.

Sekarang kita lihat kasus Hamilton, pertama dari regulasinya dulu. Ada beberapa istilah yang kayaknya enak kalau kita sedikit buka maknanya. Pertama, chicane. Mudahnya, ini adalah tikungan berbentuk hurus S alias dua belokan beruntun (kanan-kiri atau kiri-kanan). Kedua, cut the chicane. Ini adalah gejala akibat pembalap kehilangan kendali untuk tetap berada di chicane (jalur lomba) sehingga dia terpaksa memotong chicane itu dengan biasanya melaju lurus dan dengan sendirinya mendapat keuntungan.

Regulasi mana yang dianggap terlanggar oleh Hamilton adalah:
Regulasi Lomba F1 2008
Pasal 30.3 a) During practice and the race, drivers may use only the track and must at all times observe the provisions of the Code relating to driving behaviour on circuits.
juga... Appendix L International Sporting Code FIA 2008
g) The race track alone shall be used by the drivers during the race.

Kedua regulasi ini mengarah kepada penggunaan seluruh trek, bukan dengan cara memotongnya, oleh semua pembalap, dari free practice, kualifikasi, hingga race. Memang pada saat kejadian di lap 41 GP Belgia itu Hamilton yang sedang berduel dengan Kimi jelas-jelas salah karena cut the chicane yang berarti dia tidak menggunakan jalur lomba yang benar, yaitu di trek. Tapi, ada regulasi tidak tertulis di F1 dan ini adalah kesepakatan antar-pembalap dengan Charlie Whiting (race director tetap F1), bahwa kalau seorang pembalap terpaksa cut the chicane, maka dia harus segera memberi jalan kepada siapa pun pembalap yang "disusulnya" akibat keuntungan yang didapatnya. Misalnya, sebelum chicane Kimi di depan Hamilton di belakang. Lantas karena Hamilton memotong jalur dia jadi lebih cepat dan akhirnya ada di depan Kimi, nah Hamilton harus memberikan jalan kembali kepada Kimi. Kalau tidak ia kena penalti.

Sekarang, apakah Hamilton bersalah? Kalau hanya mengacu pada dua regulasi di atas, ya. Tapi bila melanjutkan pembahasan pada gentlemen agreement pembalap-race director, tidak. Kenapa? Karena Hamilton telah memberikan jalan kembali kepada Kimi, dalam arti waktu itu posisi pimpinan lomba tetap dipegang oleh Kimi. Menurut pengakuan kubu McLaren pun mereka telah kontak-kontakan dengan FIA pada kejadian itu dan FIA bilang, oke. Maksudnya kelakuan Hamilton tepat.

Namun rupanya para steward punya pandangan lain. Tiga steward GP Belgia yang mengambil keputusan, Nicholas Deschaux, Surinder Tatthi, dan Yves Bacquelaine, menetapkan bahwa Hamilton tetap bersalah karena "cut the chicane and GAINED ADVANTAGE". Dalam rilis mereka kata-kata gained advantage tidak dijadikan kapital, itu hanya penekanan saya. Kayaknya, definisi gained advantage ini yang dijadikan pemicu. Hamilton telah memberikan jalan kepada Kimi, ya. Tapi ia tetap masih punya keuntungan karena "bisa langsung menyerang" Kimi yang akhirnya ia berhasil menyusul Kimi tak lama setelah itu. Aksi "bisa langsung menyerang" inilah yang bisa jadi dianggap sebagai keuntungan yang didapat Hamilton karena ia menjadi amat dekat dengan Kimi dan Hamilton tidak sedikit menahan laju mobilnya agar Kimi benar-benar punya jarak. Hamilton akhirnya dipenalti 25 detik dan melorot ke posisi 3 di bawah Massa dan Heidfeld.

Beberapa pembalap, Massa tentu, juga Jarno Trulli (Toyota), melihat Hamilton memang mengambil keuntungan dari cut the chicane ini. Namun, tak sedikit yang sinis dengan keputusan para steward ini di antaranya Niki Lauda, yang pernah jadi juara dunia bersama McLaren dan Ferrari.

McLaren sudah mengajukan banding. Tapi, sekali lagi, biasanya banding terhadap penalti yang sebenarnya berupa drive through itu tidak lazim. Karena drive through adalah hukuman yang harus dijalankan, bukan dibanding. Ini juga masalah penting. Hamilton sebenarnya memang dikenai drive through penalty, namun karena kejadiannya pada lap 41 (dari 44) alias 5 lap menjelang finis, maka dikonversi menjadi 25 detik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun