Saya adalah salah satu orang yang mengira bahwa pasangan Airin Rachmi Diany dan Ade Sumardi akan menang mudah dalam Pilkada Banten. Namun, hasil hitung cepat sangat mengejutkan, pasangan Andra Soni dan Dimyati Natakusuma keluar sebagai pemenang.Â
Hasil hitung cepat atau quick count dari Charta Politika, Airin-Ade hanya memperoleh suara 42,48%, sementara Andra-Dimyati memperoleh suara 57,52%.
Entah apa yang terjadi di masa-masa akhir kampanye. Elektabilitas Airin-Ade unggul jauh di atas Andra-Dimyati. Dilihat di pemberitaan detikcom, Lembaga Survei Indonesia (LSI) melakukan survei pada 27 Juli hingga 4 Agustus. Hasilnya elektabilitas Airin-Ade itu 73,7 persen. Sementara Andra Soni-Dimyati hanya 12,2 persen.Â
Sangat jauh bukan perbedaannya? Seperti bumi dan langit antara Airin dan Andra.Â
Penelusuran saya di detikcom, survei elektabilitas yang dilakukan oleh LSI merupakan survei elektabilitas terakhir di Banten. Setelah itu, tak ada lagi survei-survei elektabilitas.Â
Maka, dalam masa tiga bulan ini, Andra Soni melakukan strategi-strategi yang jitu. Publik tidak terpantau pergerakan elektabilitas Andra Soni.Â
Berbeda halnya dengan Pilkada Jakarta, di Jakarta ada update dan pembaruan elektabilitas calon. LSI kembali melakukan survei pada 10-17 Oktober 2024. Hasil survei itu menunjukkan bahwa elektabilitas Ridwan Kamil telah dikalahkan oleh Pramono.Â
Ridwan Kamil mendapat elektabilitas 37,4%, sementara Pramono Anung unggul dengan 41,6%. Sedangkan Dharma Pongrekun-Kun Wardana mendapat elektabilitas 6,6%.
Hasil hitung cepat pada hari pencoblosan LSI, Pramono-Rano mendapat suara 50,10%, Ridwan Kamil-Suswono 39,29%, dan Dharma-Kun mendapat 10,61%.Â
Hasil pilkada Banten menampar muka tim dan partai pendukung Airin-Ade, khususnya PDIP dan Golkar. Bagaimana mungkin, hasil survei bulan Agustus yang 73% itu dikalahkan dalam waktu tiga bulan.Â