Mohon tunggu...
Muhammad Ariefianto
Muhammad Ariefianto Mohon Tunggu... Guru - Guru di Sekolah Mutiara Bunda Bandung

Makhluk Allah yang terlahir dengan senyum bahagia kedua orangtua, dan bercita-cita kembali kepada Allah diiringi senyum bahagia karena mampu mengoptimalkan tugas hidupnya.

Selanjutnya

Tutup

Trip

SMA Mutiara Bunda Bandung Go Abroad: Singapore Visit 2013

17 Juni 2019   16:19 Diperbarui: 17 Juni 2019   16:27 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Travel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

First Day: Arrival @ Changi Airport

 Jarum jam ada di angka 6 ketika hampir seluruh siswa telah datang di bandara Husein Sastranegara-Bandung. 14 orang siswa serta 2 guru pendamping termasuk saya sendiri mempunyai tujuan yang sama, yaitu Singapura. Setelah say goodbye dan menerima pelukan mamah papah, rombongan melewati pemeriksaan bagasi dan check in tiket. 

Setelah itu, rombongan bergegas ke bagian imigrasi. Tanpa hambatan apapun akhirnya seluruh paspor terstempel tanda keluar dari Indonesia. Prosesi sebelum keberangkatan itu ditutup dengan sebuah pesan penting apabila pergi berombongan, perhatikanlah berat barang yang akan disimpan di bagasi. Upayakan sesuai dengan yang dipesan sebelumnya. 

Estimasi sangat bermanfaat dalam kondisi seperti itu. Ada satu anak yang membawa koper seberat 22 kg, padahal kuota yang dibeli maksimal 15 kg per orang, kalau bayar biaya tambahan 150 ribu per kg, solusi saat itu, membongkar salah satu koper siswa dan membagikannya ke tas tentengan masing-masing temannya....dengan 3 kali pengukuran, finally semua bagasi bisa masuk tanpa tambahan biaya, fiiiuuuhhh....ujian pertama terlewati... 

Akhirnya petugas bandara mempersilahkan rombongan kami dan tentunya penumpang lainnya tuk segera ke pesawat dan duduk sesuai nomor yang tertera di tiket. Semua patuh dan taat dengan aturan itu tanpa paksaan, tidak ada satu pun yang berani melanggarnya, apa rahasianya? Saya sangat ingin menirunya,  biar siswa-siswa saya selalu duduk di tempat duduknya setiap hari belajar tanpa paksaan dari siapapun, termasuk saya. 

Setelah pramugari berbasa-basi mengikuti SOP yang memang harus dilakukannya, terbanglah rombongan kami ke Singapura. Saya yakin itu bukan penerbangan pertama bagi anak-anak di rombongan kami, tapi entah karena apa tampak baru kali ini mereka terbang dengan pesawat terbang, foto sana-sini, ketawa-ketiwi, pesan-pesan makanan yang sebetulnya gak perlu dipesan karena bisa dibeli di swalayan dekat rumah mereka, juga tanya sesuatu ke pramugari yang seharusnya bisa mereka jawab sendiri seperti berapa lama penerbangan ke Singapura? Hehehe.....intinya mereka sangat menikmati penerbangan saat itu walau beberapa anak belum sarapan, saya tau pasti hal itu, karena saya senasib dengan mereka juga. Alhamdulillah, setelah 1,5 jam terbang di udara, sampailah rombongan di Changi Airport, Singapura.

Saya pribadi belajar banyak dari Changi-Airport, bandara ini kalau diibaratkan manusia tidak pernah membeda-bedakan siapa yang ingin menemuinya. Mau kaya raya, miskin papa, warna-warni, kecil besar semua dilayani sama olehnya. Penumpang bertiket promo dari Low Cost Carrier atau Budget Airplane semua dilayani sama tanpa perbedaan sama sekali, hebat!!! Di Changi Airport, pertama kali para penumpang akan dimanjakan dengan belalai gajah tuk sampai ke bangunan terminalnya....karpet tebal menyambut kami, lalu setelah sampai bangunan terminal ada toilet, selanjutnya tempat untuk minum berbentuk kran, kalau kita enggan tuk berjalan disediakan eskalator berjalan sampai ke dekat eskalator turun ke bagian imigrasi, semua dalam ruangan ber AC dan pemandangan sekeliling yang menyenangkan untuk mata namun tidak untuk kantong, hehehe....semua layanannya tidak dikurangi sedikitpun sampai saat ini. 

Setelah mengabadikan diri dan rombongan sebagai bukti ke siapapun bahwa pernah berkunjung ke Changi Airport, satu per satu siswa melewati bagian imigrasi. Tidak semua langung lolos di bagian imigrasi saat itu. Pelajaran kedua yang bisa diambil adalah, apabila mau masuk Singapura, isilah dengan lengkap formulir yang diberikan oleh pramugari sesaat setelah pesawat take off. 

Isi formulir termasuk nama lengkap, no. paspor, masa berlaku paspor, tinggal di mana selama di Singapura, pertanyaan yang harus dijawab dengan ceklis, serta tandatangan. Ini semua wajib diisi kalau memang tidak ingin diminta kembali oleh petugas imigrasi, kalau kita tidak membantah arahan petugas imigrasi, insya Allah kita akan bisa masuk Singapura, so nurut aja, ya, trust me its work!! 

 Episode rombongan selanjutnya adalah mengambil bagasi. Bagian ini tidak membuat khawatir kita semua karena bandara Changi membuat kebijakan untuk memberi tenggang waktu selama 1 jam tas itu berkeliling di roda berjalan bandara, lalu apabila setelah 1 jam tidak ada yang mengklaim bagasinya, maka oleh petugas bandara tas-tas itu akan dijajarkan di samping ruangan bagasi, tepatnya di bagian Lost and Found, so walaupun kita berjam-jam keliling bandara, insya Allah bagasi kita tidak akan hilang. 

Setelah semua rombongan membawa bagasinya masing-masing, tibalah di tantangan kedua, mengatasi komunikasi di negeri jiran. Hal ini sangat menjadi kendala bagi siapapun yang memaksakan pakai SIM Card Indonesia di Singapura, karena kena double impact apabila menelfon atau menerima telfon dari Indonesia, so pilihan paling cerdas adalah membeli SIM Card lokal Singapura. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun