Mohon tunggu...
arief elhakim
arief elhakim Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru di MTsN 1 Bantul memiliki hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Busana Adat Jawa Semarakkan Kamis Pon di MTsN 1 Bantul

7 November 2024   20:03 Diperbarui: 7 November 2024   20:24 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bantul (MTsN 1 Bantul) - Sedari pagi, nampak Guru Piket dengan mengenakan busana adat jawa menyalami siswa yang juga berbusana jawa masuk ke madrasah pada Kamis (07/11/2024) bertepatan dengan Kamis Pon yang diperingati sebagai Hadeging Nagari yang merupakan penanda berdirinya Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kadipaten Pakualaman. MTsN 1 Bantul melaksanakan pemakaian busana adat jawa berdasarkan Surat Edaran (SE) Pemda DIY Nomor 400.5.9.1/40 tentang penggunaan pakaian adat Jawa Yogyakarta setiap Kamis Pon. Pakaian adat yang dikenakan oleh pria adalah Surjan lurik dan jarik, sedangkan wanita mengenakan Kebaya dan jarik dengan tetap mengenakan jilbab. "Kali ini siswa sebagain besar telah mengenakan busana adat jawa dengan kelengkapan sepatu adat yang sesuai. Semoga di Kamis Pon mendatang semuanya serempak dengan kelengkapannya." ujar Sugiyono selaku kepala madrasah saat menyambut siswa datang di gerbang madrasah.

Siswa melaksanakan zikir setelah salat berjamaah dengan busana adat jawa (dok pribadi)
Siswa melaksanakan zikir setelah salat berjamaah dengan busana adat jawa (dok pribadi)

Pemakaian busana adat jawa juga sebagai bentuk internalisasi bagi siswa sebagai warga Yogyakarta yang berstatus daerah istimewa dan juag sebagai benteng terhadap berbagai busana dari luar Indonesia yang cenderung tidak menutup aurat. Sebelum ada SE pemakaian busana adata jawa, jarang sekali kita melihat warga Yogyakarta berbusana adat jawa, namun sekarang bisa dipastikan bahwa setiap Kamis Pon busana adat jawa akan terlihat dikenakan di berbagai sudut daerah di Yogyakarta. Tentunya ini menambahkebanggan dan rasa cinta terhadap tanah kelahiran terlebih sebagai ajang promosi mengenai berbagai kekayaan budaya yang adai di Daerah Istimewa Yogyakarta. "Berbagai motif Surjan, kebaya, dan jarik bisa kalian pakai saat Kamis Pon. Namun kelengkapan selop harus kalian pakai saat Kamis Pon mendatang." tegas Arief Rahman selaku Guru yang memberikan evaluasi busana adat jawa yang dikenakan setelah siswa melaksanakan salah zuhur berjamaah.

Kegiatan salat berjamaah dengan busana adat jawa di musala madrasah (dok pribadi)
Kegiatan salat berjamaah dengan busana adat jawa di musala madrasah (dok pribadi)

Busana adata jawa yang dikenakan baik oleh siswa maupun guru serta karyawan madrasah tidak menghalangi aktivitas pembelajaran yang berlangsung. Bahkan, siswa dengan berbagai motif variasi baik surjan, kebaya dan jarik yang dikenakannya nampak telah terbiasa dan nyaman mengenakan busana ini dan jadi rasa bangga mereka menjadi bagian dari warga Yogyakarta. (MUR)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun