(MTsN 1 Bantul) -- Kurikulum Merdeka telah diterapkan di sekolah/madrasah di Indonesia, termasuk MTsN 1 bantul yang telah melaksanakannya dalam 2 tahun ini. Di kurikulum ini terdapat hal baru yang harus dilaksanakan oleh siswa sebagai peserta didik, yaitu Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) sedangkan khusus di madrasah dengan tambahan khas islam menjadi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Profil Pelajar Rahmatan Lil Alamin (P5PPRA). Semester ini, P5PPRA dilaksanakan setiap Rabu selama 5 jam pelajaran yang dipandu oleh fasilitator proyek setiap kelasnya. Tema P5PPRA untuk siswa kelas 8 tentang pelaksanaan demokrasi di Indonesia. Dalam proyek ini siswa belajar mengenai makna demokrasi, ciri-ciri negara demokratis, proses pemilian umum, sampai dengan merancang program pemilu osis (pemilos). Rancangan pemilos dimulai dari penyusunan petugas, pemilihan calon pengurus, dan kampanye kontestan.
Setiap tahunnya, pemilos diadakan untuk memilih kepengurusan osis sebagai satu bentuk pembelajaran mengenai pelaksanaan demokrasi dalam skala kecil di madrasah. Dengan materi ini, diharapkan siswa bisa memahami pentingnya demokrasi dan pelaksanaannya yang harus jujur dan adil. "Kelas 8 kami berikan proyek demokrasi karena mereka sudah mulai mengenal pemilu yang berlangsung di Indonesia. Semoga mereka bisa menerapkannya dengan baik dalam skala madrasah." ujar Rita Yuana, S.Pd. koordinator P5PPRA saat menerangkan pada siswa pentingnya demokrasi pada Rabu (02/10/2024). Rita menerangkan bahwa materi pemilos ini mulai dari pembuatan kartu suara, perencanaan pembuatan kotak suara, dan bilik coblosan. Khusus pembuatan kartu suara, siswa diajarkan untuk merancang kartu suara mulai dari bentuk, ilustrasi, ukuran kertas, dan model lipatan dengan aplikasi canva sehingga lebih mudah dan hasilnya menarik.
Selam 5 jam pelajaran, siswa nampak antusias melaksanakan proyek yang harus mereka selesaikan dalam merancang pemilos. Nampak mereka saling bekerja sama dan bertukar informasi dalam membuat rancangan agar didapatkan hasil yang maksimal baik secara individu maupun kelompok. "Ternyata pelaksanaan pemilos tidak sesederhana yang saya kira. Semua perlu persiapan matang dari perencanaan sampai dengan hasil akhir penghitungan suara." ujar Kalista saat membuat rancangan kartu suara dengan aplikasi canva. Dengan proyek pemilos dalam P5PPRA diharapkan mengajarkan demokrasi sejak dini pada siswa yang nantinya akan mereka terapkan dikemudian hari. (hdd)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H