Mohon tunggu...
arie febstyo
arie febstyo Mohon Tunggu... Tenaga Lepas -

Penggemar Malam

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Lemah Terhadap Musuh, Musabab Keberingasan Ahok

6 April 2018   11:10 Diperbarui: 6 April 2018   20:44 535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Terlepas dari siapa yang salah, masih ingatkah kamu waktu Ahok mendapat Hibah jabatan gubernur?

Siapa yang akan bisa lupa, kegiatannya sewaktu menjadi gubernur DKI selalu menjadi sorotan media, tampangnya kerap terpampang di televisi, tak hanya itu, makian yang keluar dari mulutnya kerap membuat bising rumah tangga tak hanya di jakarta, mungkin di seluruh Indonesia.

Memaki seorang wanita dengan sebutan maling, berkata kasar saat live di Kompas TV.

Stres. Mungkin karena itulah emosionalnya tak dapat meredah. Bagaimana tidak, seorang Ahok yang kita lihat tampak tegas, telah di selingkuhi istrinya dari 2010, yang secara terang terang benderang berhembus ke telinga publik.

Tepatnya saat Ahok telah separuh menjalani masa hukumannya setelah dinyatakan sah sebagai terdakwa kasus penistaan agama.

Dalam pengakuannya, ahok mengaku sudah lama tahu perselingkuhan yang dilakukan istrinya, bahkan ia sempat menegur langsung lelaki yang memacari istrinya tersebut.

Namun teguran tersebut teramatlah halus, tak seperti waktu dia memaki masyarakat kecil.

Ahok nampak tak berdaya di depan pria tersebut, bahkan statusnya saat itu sebagai Gubernur DKI Jakarta.

"Jauhi istri saya", hanya kata-kata itu yang keluar dari mulutnya kepada seorang pria yang pantas disebut musuh karena telah merusak rumah tangganya.

Mungkin ada sebagian juga yang menganggap bawah ini adalah sebuah drama, namun saya menilai ini bukan drama, tapi Ahok yang lemah.

Selama 7 tahun ia pasrah melihat istrinya bermain dengan seorang pria. Mungkin kepasrahan itulah yang membuat Ahok meledak-ledak bak petasan "pete" yang sering kita lihat dihajatannya orang Betawi saat menyandang status hibah gubernur yang di embannya, sampai ia lupa dengan ETIKA.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun