Di berbagai situs internet dipenuhi iklan Hari Belanja Online Nasional yang merayu masyarakat untuk membeli dengan iming diskon sampai 80 persen.
Riuh, seakan itu benar terjadi, bahkan media pun ada yang ikut menyebarluaskan pembodohan ini, seakan semua bisa membeli apapun di situs belanja online dengan harga yang murah.
Ketika situs-situs yang menawarkan barang tersebut dibuka, tidak ada yang murah, memang ada terpampang diskon 50 persen, tapi harganya sudah dinaikkan terlebih dahulu, barulah diberi diskon 50 persen. Anj**g.
Tidak hanya di satu situs, tapi semua pelapak disemua situs melakukan hal yang sama, selain menaikkan harga, modusnya juga ada yang menjual barang KW namun harganya sama dengan barang yang aslinya atau ori, dan itu diberi diskon lebih gila lagi, bisa sampi 80 persen.
Mau marah?? Jangan, ini Hari Belanja Online Nasional, Â BUKAN hari DISKON Nasional, jadi wajar kalau begini.
Ini keuntungannya bukan buat para pelapak, apa lagi konsumen, tapi penyedia jasa situs belanja online, yang mengejar rating, dengan riuhnya Diskon fiktif dari..... tau sendiri dari siapa, karena penyedia hanya memberi pemberitahuan kepada pelapak, bahwa ini HARBOLNAS, jadi pelapak harus menurunkan harga barang jualannya untuk berpatisipasi sekaligus penyedia juga memberi iming kepada pelapak, bahwa barangnya akan laku dua kali lipat! Tapi apakah pelapak rela? akhirnya akal-akal bulus timbul.
Maklum namanya juga lewat dunia maya, jadi semuanya maya, tapi penyedia tetap diuntungkan denga klik klik klik para pengunjung yang berburu DISKON SEMU.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H