Mohon tunggu...
Arief Budimanw
Arief Budimanw Mohon Tunggu... Konsultan - surveyor

rumah di jakarta..

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Air PAM Jakarta Berhenti Mengalir, Siapa Tanggung Jawab?

27 Maret 2019   22:57 Diperbarui: 27 Maret 2019   23:02 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
menunggu air PAM menetes dan mengalir (dokpri)

Membayangkan kinerja Perusahaan Air Minum di Jakarta saat ini rasanya menyedihkan sekali. Di jalan raya terlihat bocoran airnya mengalir deras ttanpa ada yang peduli. Di jalan KH. Abdulah Sapei tepatnya di depan restoran Burger King air mengalir dan menggenangi jalan raya dan karena di diamkan airnya menggerus aspal jalanan. Membuat hancur jalanan yang sudah berulang kali di hotmix. 

Semuanya dibiarkan begitu saja tanpa ada perbaikan yang benar dan komprehensif. adanya hanya tambal sana-sini untuk mengurangi debit air yang mengalir dan terbuang percuma.

Air PAM di Jakarta sekarang makin tidak jelas kinerjanya. Hari ini mengalir besoknya mati dan tidak ada airnya. Entah kenapa semenjak awal bulan Maret ini   sepertinya makin terlihat tidak becus kinerjanya. Bagi saya yang tinggal di daerah Bukit duri tebet, Jakarta Selatan, rasa-rasanya ketiadaan air bersih ini sangat menyiksa. 

Sudah berulang kali komplain lewat qlue dan pihak Aetra Bukit duri yang sekarang kantornya tutup namun masih menyedikan mobil untuk melayani pelanggan yang membayar tunai. namun hasilnya tetap nol besar. Petugas hanya berkata sedang ada perbaikan pipa di beberapa tempat.

Harusnya PAM di DKI Jakarta bisa dikelola dengan baik. Padahal zaman Ahok hari ini complain besoknya sudah mengalir deras. Semuanya benar-benar bekerja keras untuk melayani pelanggannya. Namun di zaman Anis berkuasa ini semua terlihat santai dan santai saja. Hari ini komplain besok kompalin dulunya komplain tidak ada pengaruhnya sama sekali. 

Sepertinya Anis tidak ada harganya bagi perusahaan air minum di Jakarta ini. Atau memang benar dia tidak dianggap sama sekali.  Saat ini semua komplain lewat Qlue dijawab oleh mesin. tanpa ada perbaikan dan tanggapan yang benar dan serius  seperti dulu zaman Ahok.

dokpri
dokpri

komplain 4 hari yang lalu
komplain 4 hari yang lalu
komplain hari ini.. semua komplain dijawab oleh mesin.
komplain hari ini.. semua komplain dijawab oleh mesin.
Air adalah kebutuhan primer manusia. Jika kemarin Anies menghimbau untuk mengurangi penggunaan air tanah dengan memakai air dari PAM. Rasa-rasanya itu cuma omong doang. Atau memang hanya itu keahliannya.

Belakangan, Tim Evaluasi Tata Kelola Air Minum Jakarta melakukan pengambilalihan secara perdata yang dimaksudkan melakukan negosiasi dengan Aetra dan Palyja. Di samping itu muncul pula opsi mengakuisisi semua saham yang dimiliki Aetra dan Palyja. Apakah hal ini yang menyebabkan mereka tidak serius menangani air PAM. Entahlah.  Yang jelas menata kata lebih mudah daripada menata kota.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun