Kembali menyusuri lagi jalanan di Jakarta Pusat. Tidak sengaja melihat nasib waring di kali item dekat jembatan Sunter jaya. Waringnya teronggok di permukaan kali item. Mondoyot dan jatuh karena tidak kuat menahan beban dedaunan kering. Sampah lainnya pun ada, ikatannya lepas di beberapa titik.  Kotor sudah pasti. Menyumbat air dan menjadikan  sampah menumpuk. Sebuah pemandangan yang bisa diprediksi,  mengingat kekuatan sebuah benang/tali. Benang waring itu kekuatannya sangat rapuh. Sehingga sebaiknya hanya digunakan untuk sementara. Kekuatannya paling lama satu tahun. Sehingga perlu suatu penanganan yang komprehensif mulai dari hulu sampai hilirnya. Agar sungai bisa berfungsi secara maksimal.
Waring adalah penangan kali item yang super spektakular dan out of the box-nya Anies Baswedan dalam menutup wajah kali item yang bau dan kotor. dan lumayan sukses dalam membuat seluruh warga Jakarta Tercengang. terkagum-kagum, terheran-heran. Â
Sebuah keputusan asal-asalan dan terkesan seperti main-main, sehingga berfikir , apa cuma segitu kecerdasan beliau menangani sungai.
Namun ternyata tidak, tidak jauh dari lokasi waring yang jatuh ke dasar sungai ini sedang dilakukan betonisasi sungai.  Ternyata pemerintah provinsi DKI Jakarta mulai beneran bekerja. Di  Jalan Dakota Raya , sepanjang sisi barat kali sunter kemayoran sedang ditutup untuk pemasangan turap. Beton-beton besar dan berat mulai dipasang sepanjang pinggir sungai. Pepohonan yang dulu rimbun tumbuh di sepanjang sungai sudah habis dibabat mesin-mesin kota. Panas dan kotor jadinya. Namun jangan khawatir, berkaca pada betonisasi sungai ciliwung di jalan gunung sahari yang berakhir baik. Dimana penampakan disana sudah mulai asri dan adem. Cantik dan bersih.
Musim hujan telah tiba. Sepanjang hari sekarang kota Jakarta dilanda hujan. Gerimis ataupun deras air selalu jatuh dari langit. Hujan adalah anugerah yang paling nyata dari Allah. Rejeki yang selalu ditunggu oleh semua manusia. Orang-orang arab jika hujan turun mereka pasti keluar rumah, untuk menikmati air hujan. Sangat berbeda sekali dengan kita yang selalu takut terkena air saat hujan turun, takut banjir, takut basah, takut sakit.  Satu peristiwa yang sama namun  beda cara menyikapinya.  Sehingga tinggal bagaimana kita menggunakan dan menangani rizki yang dikirim Allah ini.
Air mulai mengalir dari langit dan dari Bogor menuju tempat yang lebih rendah. Kota Jakarta pasti akan selalu banjir, karena tanahnya yang rendah, yang bisa diibaratkan sebagai  mangkuk air, siap menampung air-air kiriman siapapun dari manapun. Dari atas langit, dari gunung bahkan dari laut. Tidak ada tempat di Jakarta yang tidak berpotensi banjir. Hanya perlu dilihat seberapa lama air itu menggenangnya. Satu menit, satu jam, satu hari , satu bulan. Itu semua tergantung pemdanya sendiri dalam mengelola drainase dan daerah aliran sungai. Mengedukasikan warganya yang masih dengan kebiasaaan lamanya membuang sampah di sungainya.
 Walau kemarin Anies bilang tidak ada betonisasi yang ada naturalisasi sungai. Dan sekarang beliau melakukan betonisasi dengan cara naturalisasi bagi saya mah "Terserah apa lo kate. Yang penting sungai di Jakarta mulai ditangani dengan serius. "
Yang jelas, Selamat bekerja benar pak Anies.
Terimakasih.