Di desa Bantarjaya kabupaten bekasi suasana sore hari mulai ramai oleh orang orang yang mencari takjil yang bertebaran di sepanjang pinggir jalan.
Namun tidak semua kesana. Ada beberapa orang pergi ke pinggir sungai Citarum yang luas dan kering. Â Di pinggir sungai citarum ada beberapa orang berkumpul.
Beberapa orang ada yang berolah raga di sebuah lapangan sepak bola desa yang kecil dan seadanya. Beberapa  orang menonton sepak bola.
Beberapa orang mulai menjajakan makanan untuk takjil. Suasana cukup ramai. Mereka adalah orang-orang yang menunggu magrib datang. Ngabuburit istilahnya sekarang. Tidak terlihat orang bermain hp ataupun gadged. Mereka terlihat lepas. Jauh dari benda-benda elektronik. Benar-benar berbeda dengan orang kota.
Memang mereka memulung plastic bekas juga benda-benda bekas yang bisa diambil dan dijual kepada pengepul yang tinggal di dekat sungai itu. Bekerja sambil ngabuburit katanya. Lumayan buat nambah-nambah uang dapur katanya.
Memandangi aliran sungai Citarum yang mengalir pelan namun pasti menghanyutkan. Terlihat airnya coklat kotor. Karena perjalanannya yang cukup jauh yaitu dari gunung wayang Pangalengan di bandung. Menempuh jarak 300 kilometer untuk sampai kesini. Sehingga wajar jika kotor dan coklat warnanya.
Membayangkan target jokowi untuk 8 tahun kedepan untuk menjadikan sungai ini  jernih dan bening rasanya tidak mungkin. Mustahil. Namun tekad dan pelaksanaan kata-kata jelas. Langkah-langkahnya jelas, terstruktur dan terencana sehingga bukan tidak mungkin akan berhasil. Kerja nyata itu yang selalu dia berikan. Semoga  berhasil. Sehingga bisa membawa kebahagiaan bagi semua orang.
Ngabuburit di sini ternyata enak juga. Jauh dari keramaian. Hanya memandangi aliran sungai mengalir ke laut jawa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H