Mohon tunggu...
Moh Arief Andri Hartono
Moh Arief Andri Hartono Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Teknik Industri Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Optimasi Potensi Ekonomi Desa Melalui Inovatif Pengelolaan Limbah Plastik Tak Terpakai Dengan Mesin Pencacah di Desa Keboansikep

5 Januari 2024   10:45 Diperbarui: 5 Januari 2024   10:53 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari terus meningkat sejalan dengan waktu. Kemudahan, hemat biaya, dan keberatannya membuat plastik menjadi pilihan utama bagi banyak individu. Meskipun begitu, konsekuensinya terhadap lingkungan semakin mengkhawatirkan, terutama di Kota Surabaya, di mana jumlah sampah plastik mencapai puluhan hingga ratusan ton di beberapa tempat pengepul sampah. 

Mahasiswa dari Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya (UNTAG) Surabaya di Desa Keboansikep, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Sidoarjo, berusaha mengubah perspektif terhadap limbah plastik, khususnya botol plastik, menjadi peluang ekonomi dan solusi untuk masalah lingkungan. Dalam usaha ini, fokus mahasiswa tertuju pada jenis plastik seperti PET Putih, LDPE, HDPE, dan HD, yang diolah menjadi produk setengah jadi berupa serpihan plastik.

Hasil percobaan menunjukkan bahwa proyek ini memiliki potensi layak dilaksanakan, terutama mengingat umur maksimal mesin yang digunakan adalah 3 tahun. Keuntungan terbesar diperoleh dari produksi plastik jenis HDPE. Limbah botol plastik yang diproses kembali menjadi serpihan plastik dapat dijual ke pabrik, memberikan peluang ekonomi bagi masyarakat desa dan sekaligus mengurangi jumlah sampah plastik.

Dengan demikian, inovasi ini tidak hanya membantu meningkatkan perekonomian Desa Keboansikep, tetapi juga memberikan kontribusi positif terhadap upaya pelestarian lingkungan. Desa ini menjadi contoh bagaimana limbah plastik dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan berkelanjutan sambil turut berperan dalam menjaga kelestarian alam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun