Mohon tunggu...
Arief Achmad Akbar
Arief Achmad Akbar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Diponegoro

Arief is a dedicated person with excellent interpretive who can make an enormous contribution in any place. He is highly organized, flexible, and good at both written and verbal communication. Arief values outstanding teamwork and individual skills and always curious about geology. Arief passion for mining also oil and gas continued to grow and he soon obtained a Bachelor of Geology Engineering degree from Diponegoro University. When he was not working on geological engineering projects, Arief spent time with his family and friends or enthusiasts to learn automotive. Arief love to connect with people from all walks of life, so please don’t hesitate to send him a message.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kurangnya Informasi Membuat Dua Mahasiswa Undip Membuat Peta Kebudayaan di Desa Ini

13 Agustus 2023   16:53 Diperbarui: 13 Agustus 2023   17:05 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sragen (5/8/2023) - Desa Karangasem, sebuah desa yang kaya akan budaya dan tradisi, mempunyai harta karun yang belum sepenuhnya diungkap kepada masyarakat luas. Meskipun minim informasi terkait kebudayaannya sendiri, nyatanya desa ini menyimpan beragam aspek budaya yang patut untuk diinformasikan kepada seluruh masyarakat. 

Artikel ini bertujuan untuk menggali potensi budaya yang ada di Desa Karangasem, dimana mahasiswa yang bernama Arief Achmad dan Salma dari Universitas Diponegoro menciptakan Peta Kebudayaan dari program mereka yang bernama cultural mapping : Karangasem dalam Budaya (KABUD) yang akan menghubungkan masyarakat dengan warisan budaya yang kaya dan beragam di Desa Karangasem.

Pelaksanaan dari program kerja "KABUD" atau Karangasem dalam Budaya ini dilakukan dengan melakukan serangkaian pemetaan dan survei lapangan yang berlangsung kurang lebih selama dua minggu. Arief Achmad bersama Salma melakukan pemetaan daerah Desa Karangasem mencakup budaya-budaya di desa, fasilitas umum yang terdapat pada desa, serta mengidentifikasi batas-batas kebayanan yang tersebar di Desa Karangasem ini. Adapun terdapat enam Kebayanan yang terdapat di Desa Karangasem ini, antara lain Kebayanan Geneng, Sawit, Dukuh, Mojoroto, Pijinan dan Plosokerep.

Dokumentasi Punden Mbah Migit di Desa Karangasem. (Hak Cipta Foto Dimiliki oleh Salsabila Nurrahma)
Dokumentasi Punden Mbah Migit di Desa Karangasem. (Hak Cipta Foto Dimiliki oleh Salsabila Nurrahma)

Adapun tujuan dari dibuatnya peta ini antara lain menyatukan Peta Administrasi dan Peta Kebudayaan yang ada di Desa Karangasem ini. Hal ini beranjak dari Arief Achmad yang mengetahui bahwa di Desa Karangasem ini belum adanya Peta Administrasi yang seharusnya tiap desa memiliki peta tersebut sebagai acuan awal yang setidaknya terpampang di Balai Desa untuk memberi gambaran umum mengenai luasan Desa Karangasem. Kebudayaan sendiri diinisiasikan oleh Salma untuk memperlihatkan budaya-budaya yang belum terlihat ke permukaan, sehingga dengan adanya peta ini dapat dikenal lebih luas oleh masyarakat. 

Adapun budaya-budaya yang kami dapatkan antara lain terdapat 5 makam, 15 sumur tua, serta 1 punden yaitu Punden Mbah Migit yang terletak di Kebayanan Dukuh. Dalam program "KABUD" atau cultural mapping ini juga menampilkan kebudayaan-kebudayaan tak benda yang ada di masyarakat Desa Karangasem seperti tradisi dekah bumi, selapanan, suranan dan peringatan kematian.

Peta Kebudayaan Desa Karangasem. (Peta Disusun oleh Arief Achmad Akbar dan Salsabila Nurrahma)
Peta Kebudayaan Desa Karangasem. (Peta Disusun oleh Arief Achmad Akbar dan Salsabila Nurrahma)

Setelah data terkumpul kemudian dilakukan pemasukan lokasi atau titik kordinat kedalam peta Desa Karangasem dengan tambahan legenda kebudayaan. Adapun kembali kepada tujuan awal bahwa dengan adanya Peta Kebudayaan di Desa Karangasem ini diharapkan dapat mengangkat kebudayaan-kebudayaan yang telah ada di desa sejak lama, namun karena minimnya informasi membuat kebudayaan tersebut belum diketahui oleh kalangan masyarakat luas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun