(Sragen, 13/8/2023) - Sampah merupakan sebagian dari sesuatu yang tidak digunakan lagi, tidak disenangi, atau memang harus dibuang. Umumnya sampah dihasilkan dari kegiatan manusia, termasuk produksi industri, namun bukan berasal dari sesuatu yang bersifat biologis seperti kotoran manusia atau human waste.Â
Saat ini cara utama dalam penyelesaian pengolahan sampah adalah dengan cara pemusnahan timbunan sampah di TPA, yang mana sebagian besar TPA di Indonesia masih menggunakan metode open dumping yang dapat menyebabkanpencemaran lingkungan. Pemilahan sampah itu sendiri adalah suatu proses kegiatan penanganan sampah sejak dari sumbernya dengan memanfaatkan penggunaan sumber daya secara efektif yang diawali dari pewadahan, serta pengumpulan sampah.Â
Manfaat dari melakukan pemilahan sampah itu sendiri adalah agar sampah kering dan sampah basah tidak tercampur karena jika keduanya tercampur bisa menjadi sarang bakteri dan menimbulkan bau tak sedap yang membuat suasana lingkungan menjadi kurang nyaman. Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang selalu menghasilkan sampah. Sekolah sebagai miniatur masyarakat bisa menjadi tempat pendidikan pengelolaan sampah sejak dini. Sekolah bisa melakukan pemilahan sampah organik dan non organik.Â
Tentunya dengan kolaborasi siswa, guru orangtua serta masyarakat. Sehingga akan lahir kemandirian pengelolaan sampah. Sekolah Dasar 01 dan 02 di Desa Karangasem sudah memiliki kotak sampah yang sesuai dengan jenisnya namun untuk pemilahan sampah masih kurang optimal. Maka dari itu diperlukan adanya sosialisasi pemilahan sampah di sekolah dasar yang ada di Desa Karangasem. Program dimulai dengan survey dan perizinan ke lokasi, kemudian konsultasi program kerja.Â
Persiapan program kerja dimulai dari minggu kedua dengan memulai pencarian materi, desain poster. Pelaksanaan program kerja dilakukan dengan cara presentasi power point mengenai materi sampah, cara pemilahan dan penempelan poster sampah. Ketercapaian dari program ini terlihat dari antusias partisipasi siswa-siswi kelas 5 SDN 01 dan 02 Desa Karangasem. Mereka dengan mudah memahami materi pemilahan sampah. Kemudian feedback yang diberikan sangat baik terlihat ketika para siswa aktif dalam menjawab pertanyaan sesuai dengan studi kasus.Â
Disisi lain terdapat juga keterbatasan dalam menjalankan program kerja ini yaitu jumlah siswa yang ada di masing-masing SDN sangat terbatas sehingga membuat kurang interaktif satu samalain. Dengan adanya program ini diharapkan siswa-siswi SDN 01 dan 02 Desa Karangasem menjadi lebih peduli lingkungan dan paham akanpemilahan sampah yang benarsesuai dengan jenispengelompokkan sehinggamemudahkan pengelolaan sampahselanjutnya dan sesuai denganundang-undang pemerintah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H