[caption id="attachment_88501" align="aligncenter" width="576" caption="Fotografer senior Harian KOMPAS,Arbain Rambey menjelaskan fundamental foto jurnalistik dalam perspektif standart departemen Diklat KOMPAS pada dikladas komunitas Diafragma UGM"][/caption] Yogyakarta(10/2)Komunitas fotografi DIAFRAGMA jurusan Tehnik Industri Universitas Gadjah Mada (UGM ) melaksanakan pendidikan dan pelatihan dasar foto jurnalistik yang terbuka untuk umum,di bawah asuhan Harian KOMPAS Jakarta. Dalam Diklatdas foto jurnalistik untuk pertama kalinya ini,fotografer senior Harian KOMPAS,Arbain Rambey sengaja di datangkan oleh Departemen Diklat KOMPAS untuk memberikan penjelasan tentang dasar-dasar pemahaman foto jurnalistik. Dhyana selaku ketua penyelenggara menuturkan " kami sebenarnya sudah lima tahun ini bekerjasama dengan pihak KOMPAS,sebelumnya berkaitan dengan jurnalistik pada penulisannya,di awal tahun ini,baru pertama kalinya kita pelatihan tentang foto jurnalistiknya." Diklat ini di ikuti kurang lebih 60 peserta yang pada umumnya berstatus mahasiswa,ada juga peserta berstatus dosen yang juga menyukai fotografi.Dalam presentasinya Arbain Rambey menjelaskan bagaimana membuat foto jurnalistik yang baik dan benar,termasuk menyinggung soal etika dalam berinteraksi proses pembuatan foto serta pemuatan foto jurnalistik. Acara yang dimulai dari pukul 09.00 sampai 05.00 wib,juga melibatkan Bpk.Santoso dari Departemen Diklat KOMPAS,beliau menjelaskan tentang klasifikasi foto jurnalistik,membedah perbedaan antara foto berita dengan foto featured,juga foto salon. Antusias peserta cukup menarik dengan banyaknya pertanyaan seputar kamera,tehnik fotografi yang diajukan.acara diklatdas ini dilaksanakan selama tiga hari. (10-12/2)Rencananya pada hari kedua peserta akan diberikan waktu untuk hunting foto bersama,sesuai tugas dari Arbain Rambey untuk mencari foto bercerita tentang aktifitas manusia(human Interest) serta foto potret.(Portraite)Selanjutnya pada hari ketiga,hasil hunting foto peserta akan dikurasi plus minusnya oleh Arbain Rambey.Dan akan di pamerkan bersama sekaligus sebagai penutup rangkaian acara diklat foto jurnalistik KOMPAS. Dalam presentasinya,Arbain Rambey juga menegaskan kepada peserta,dilarang merekayasa fakta pada foto jurnalistik serta adanya aturan standar untuk editing foto jurnalistik,yang terletak hanya merubah gelap terang,intensitas warna. "Selama tidak merubah atau memanipulasi substansinya,editing diperbolehkan.Karena urusan seorang fotografer tidak berhenti hanya pada penekanan tombol shutter sebuah kamera,fotografer juga bertanggung jawab pada eksekusi akhir sebuah komposisi,gelap terang,intensitas warna."kata Arbain Rambey Arbain juga membahas studi kasus beberapa foto jurnalistik hasil jepretan wartawan foto dari jajaran KOMPAS,juga membedah manipulasi dari kasus fotografer luar negri yang benar-benar merekayasa sebuah foto hanya karena ingin karya fotonya laku terjual di sebuah kantor berita. Menariknya lagi,Arbain juga memaparkan kunci-kunci pokok dalam pemecahan teka-teki keaslian foto mirip gayus,hasil jepretan fotografer KOMPAS di Bali beberapa waktu lalu yang sempat menghebohkan Indonesia. [caption id="attachment_88505" align="aligncenter" width="300" caption="Jangan merekayasa foto jurnalistik !!"]