Hanacaraka,begitulah sebutannya untuk para fotografer yang gemar bermain cahaya dengan memakai fitur bulb pada kameranya baik yang DSLR ataupun analog SLR.Komunitas fotografi ini relatif sangat baru untuk genre fotografi Indonesia,yang tentunya hal ini juga sudah di mulai beberapa dekade sebelumnya oleh para fotografer eropa khususnya di Jerman.Hanacaraka berdiri pada tanggal 1 November 2010 lalu,beberapa anggotanya merupakan anggota dari komunitas serupa “ I like this “ di Jakarta.
Hanacaraka yang di gawangi oleh Bembi lebih dominan kepada bagaimana membuat tulisan,garis,gambar yang berkarakter graffiti.”kesulitan di genre ini,dibutuhkan imaginasi yang lebih untuk berkreasi.”ujar bembi
Bembi juga menuturkan kalau di Indonesia selain Hanacaraka jogja dan I like This jakarta,sebenarnya ada juga komunitas serupa di Tarakan Kalimantan Timur,di Bandung.berbicara mengenai filosofi knapa memakai nama hanacaraka,bembi menjelaskan,”komunitas Hanacaraka kan berdomisili di jogja,jawa.Dan di jogja pasti identik dengan hurus jawa kuno Hanacaraka,jadi ya kita memakai kata Hanacaraka saja,walaupun sebelumnya sempet gonta – ganti nama,berawal dari Java Light graffiti,terus ganti i like jogja,setelah direnungkan,akhirnya kami merasa pas dengan memakai nama Hanacaraka saja.”terang bembi selaku ketua komunitas hanacaraka Jogja Lighting Graffity.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H