Mohon tunggu...
Arief Prasetyo
Arief Prasetyo Mohon Tunggu... Engineer -

Masih berprofesi yang sama, ngantor agak berpindah. Hobi membaca dan sedang belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Serba-serbi Ngantor di Korea (3)

23 Januari 2016   12:59 Diperbarui: 23 Januari 2016   13:33 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jam kantor di perusahaan tempat saya bekerja resminya dimulai dari jam delapan pagi. Akan tetapi pukul 07.40 kami diwajibkan sudah berada di kantor karena setiap hari aktivitas kerja selalu dimulai dengan meeting pagi. Bagi karyawan yang biasa sarapan di kantin kantor tentunya hal ini tidak masalah karena mereka biasa datang lebih awal untuk mengejar jam buka tutup kantin pagi. Di saat meeting pagi, kami akan berdiri melingkar di satu tempat kubikel yang dirasa lebih lapang. Nah teman kerja yang punya kebiasaan datang telat biasanya akan berdiri melipir di luar lingkaran berharap tidak ada yang mengetahuinya. Padahal seringnya usai meeting, line manager tetap menghampiri dia menanyakan alasan keterlambatan datang.

Meeting pagi harian dipimpin oleh line manager masing-masing grup kerja. Topiknya bebas terserah oleh pimpinan meeting. Terkadang meneruskan status proyek dari manajemen pusat, kebijakan baru yang akan berlaku atau situasi terkini negara. Bila mulai habis pokok bahasan, line manager kami mulai membicarakan cuaca. Seperti begini "ya saat ini temperatur naik turun dengan cepat maka diharap semuanya jaga kesehatan" atau " menurut ramalan cuaca hari ini hari terdingin jadi masing-masing harus jaga kesehatan" dan seterusnya. Sampai suatu waktu karena memang sedang tidak ada informasi yang diteruskan, line manager kami membuka meeting pagi dengan mengucapkan "tidak ada berita penting yang diteruskan, terima kasih". Dan meeting pagi pun ditutup dengan bertepuk tangan kecil.

Hingga suatu saat, line manager beride bila tiap meeting pagi secara bergiliran tiap anggota tim diberi kesempatan satu menit berbicara. Selain melatih keberanian juga melatih kecakapan bahasa Inggris terutama untuk anggota tim muda Korea. Topik bebas diserahkan tiap anggota. Memang sebagian besar anggota grup tempat saya bekerja masih terbata-bata dalam komunikasi berbahasa Inggris. Ada yang berbekal catatan kecil saat berbicara, tetapi rata-rata mereka percaya diri dalam menyampaikan speech-nya. Hampir semua teman Korea akan menyampaikan topik hobi masing-masing. Mulai dari komentar film baru di bioskop yang baru dia tonton, hobi memancing di tiap akhir pekan hingga ada yang menceritakan hobi minumnya (minuman keras tentunya). Ya memang disini bukan hal tabu mengakui minum sebagai hobinya. Bisa disimpulkan bahwa orang Korea akan senang hati membagi perihal yang terkadang mungkin kita anggap sebagai hal personal. Walaupun kalau saya perhatikan untuk anggota lebih senior cenderung jaim. Mereka lebih sering berbicara mengenai tradisi Korea atau sejarah dibalik hari libur penting.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun