Mohon tunggu...
Adv. Arief Budiman, S.H.
Adv. Arief Budiman, S.H. Mohon Tunggu... ADVOKAT -

Advokat / http://advokatariefbudiman.blogspot.com /\r\n advokatariefbudiman@gmail.com / \r\n arief_japfa@yaho.co.id / \r\n 081273777977 /\r\n Palembang

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Anas Urbaningrum Mengaku Salah

10 Januari 2014   13:47 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:57 820
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini , Jum'at "keramat", sekira pukul 10.00 wib (10/1/2014), Anas Urbaningrum menjawab pertanyaan kita mengenai tanggapannya terhadap pemanggilan dirinya sebagai tersangka dalam kasus korupsi Proyek Hambalang dan/atau proyek-proyek lainnya. (lihat di sini).

Ada beberapa catatan penting dan "paling penting " dari penjelasan Anas.

Catatan penting yang pertama adalah Anas tidak menghilang dalam beberapa hari ini. Ini mejawab para sahabat wartawan yang dalam beberapa hari sudah nyangglong (menunggu, pen) di kediamannya namun tidak berhasil menemuinya. Dijelaskan oleh Anas bahwa dirinya memang tidak berada di Jakarta sejak Selasa dini hari karena ada kegiatan di luar kota (Jakarta, pen), diantaranya adalah sowan silaturahim ke sahabat-sahabat pergerakan. Anas juga sowan ke ibunya di Blitar dan kedua mertuanya, yang menurutnya mereka adalah jimat hidup baginya.

Kedua. Anas sesungguhnya tidak mangkir. Ketidak-hadirannya menuruti saran dari Tim Penasehat Hukumnya yang menyatakan bahwa Surat Panggilan KPK harus dipertanyakan, kalimat "dan/atau proyek-proyek lainnya" adalah tidak jelas (tidak memiliki kepastuian hukum, pen).

Ketiga, tidak benar Anas melawan KPK, yang benar adalah Anas ingin bekerja sama degan KPK, untuk menemukan kebenaran dibutuhkan kejelasan atau kepastian.

Keempat, proses pemberian gelar tersangka terkait dinamika proses politik internal dalam Partai Demokrat. Terkait pidato politik SBY di Jeddah. Peristiwa penting terkait proses politik internal partai: pengambil alihan kewenangan Ketua Umum Partai dan bocornya sprindik kpk terhadap kasus Anas.

Kelima, Anas tidak akan pernah lari. Anas pasti akan menghadapi proses hukum dan akan bekerja sama dengan KPK. Dijelaskannya bahwa sejak ditetapkan sebagai tersangka paspornya sudah disita oleh pihak imigrasi.

Keenam, Anas tidak perlu dijemput paksa dengan brimob bersenjata, dijelaskannya biarlah brimob melakukan tugas lain seperti di daerah konflik atau berpotensi konflik, saya tahu alamat KPK di Rasuna Said dan saya akan datang sendiri.

Dari penjelasan Anas ada dua catatan yang paling penting. Yang pertama adalah Anas mengisyaratkan bahwa ada saksi atau calon saksi yang layak untuk dipanggil tetapi seolah-olah KPK menghindari untuk memanggilnya. Siapakah yang dimaksud oleh Anas? Apakah yang dimaksud adalah Ibas yang belakangan telah menjadi issu sentral di media? Apakah saksi yang dimaksud juga berpotensi menjadi tersangka? (Menunggu bola bergulir)

Catatan paling penting kedua, menurut penulis bahkan merupakan yang "paling-paling penting" adalah kalimat Anas yang menyatakan "tidak ada pemegang kebenaran tunggal, tidak ada manusia yang selalu benar". "Manusia itu sifat dasarnya bisa alfa dan bisa salah. tidak  boleh ada lembaga atau orang yang dinisbatkan kepadanya selalu benar, yang selalu benar hanya Tuhan". Kalimat ini, jika mengacu pada kalimat sebelumnya, sepertinya ditujukan kepada KPK secara kelembagaan dan kepada Abraham S secara kepersonalan. Lebih lanjut Anas menyatakan bahwa "setiap kita punya potensi untuk salah, setiap kita juga punya potensi untuk benar. FILOSOFI DASAR ini penting untuk kita sadari bersama". Sifat dasar bahwa manusia tempatnya alfa salah merupakan filosofi dasar bagi Anas, apakah ini mengisyaratkan bahwa Anas juga ALFA ketika membuat pernyataan gantung Anas di Monas. Apakah ini juga mengisyaratkan bahwa Anas telah melakukan keSALAHan dalam Proyek Hambalang? Atau juga terhadap proyek-proyek lainnya. (Biarkan bola bergulir).

Salam bahagia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun