Mohon tunggu...
Adv. Arief Budiman, S.H.
Adv. Arief Budiman, S.H. Mohon Tunggu... ADVOKAT -

Advokat / http://advokatariefbudiman.blogspot.com /\r\n advokatariefbudiman@gmail.com / \r\n arief_japfa@yaho.co.id / \r\n 081273777977 /\r\n Palembang

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

“Uang.. ??? Rasanya Pernah dengar Tuh..”

15 Februari 2010   17:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:54 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernah baca Komik Donal Bebek ?Dalam salah satu episode yang bercerita tentang masa depan, Donal yang bernama lengkap Donal Fauntleroy Duck mendapat pertanyaan dari Kwak, Kwik dan Kwek, keponakannya, tentang tugas pelajaran sejarah dari sekolahnya.

“Paman, paman tau tentang pena?”

Sambil mengernyitkan keningnya, Donal berpikir agak lama, lalu berujar, “ Pena ...? Rasanya paman pernah dengar tuh...”

Haha... pena pada zaman itu pena telah menjadi barang sejarah. Zaman itu tidak lagi menggunakan pena. Sekolah-sekolah semuanya sudah menggunakan perangkat teknologi canggih.

Saat sekarang, perubahan kearah penggunaan teknologi sudah muali tampak. Pada waktu saya kuliah, dosen menerangkan pelajaran masih menggunakan whiteboard, bahkan masih ada yang menggunakan papan tulis dan kapur tulis. Sekarang sudah banyak sekali kampus yang dalam proses belajar-mengajarnya menggunakan LCD, walau masih tetap menggunakan whiteboard untuk penguraian penjelasan lebih lanjut.

Begitu juga dengan penggunaan uang sebagai alat tukar. Dengan kemajuan teknologi sistem perbankan, kemungkinan ‘uang’ menjadi benda sejarah, sebagaimana cerita Donal Bebek di atas, sudah mulai tampak. Para karyawan sudah menerima gaji via tarnsfer ke rekening masing-masing. Belanja dengan menggunakan Kartu Kredit atau ATM sudah banyak sekali dilakukan.

Kemajuan teknologi memungkinkan terjadinya pergantian uang sebagai benda riil atau benda simbolik ke arah sesuatu yang imaginer. Bukankah ‘uang’ adalah benda riil yang bersifat simbolik. Uang merupakan benda simbolik sebagai alat tukar. Berapa banyak uang yang dimiliki seseorang menyatakan seberapa besar kemampuannya untuk memperoleh suatu barang atau jasa.

Kekayaan seseorang dalam bentuk uang, saat ini tidaklah harus berbentuk uang (tunai), melainkan hanya berupa data yang tertulis dalam buku rekening atau tersimpan dalam chips data saja, begitupun dengan penggunaannya. Suatu saat, ketika teknologi komputerisasi telah memasuki semua segi kehidupan - data kependudukan, data kekayaan, asuransi, pajak, sistem jual-beli, dll – maka uang akan menjadi barang sejarah.

Belanja dilakukan via internet, pembayaran-pembayaran dilakukan via internet, dan belanja di mall, supermarket, toko-toko serta pasar-pasar tinggal menggesekkan card atau bahkan tinggalkan mengetikkan serangkaian angka atau huruf disebuah alat elektronik.

“Uang...., rasanya pernah dengar tuh...”

Pikiran Iseng, 15 Februari 2010

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun