Diajukan untuk memenuhi tugas Ujian Tengah Semester Etika dan Komunikasi Bisnis Islam, oleh: ARIEF WIDYA PRAISTIO (C1A018021) AGU SUJANA (C1A018219)
Perkembangan bisnis sangat cepat dan dinamis serta persaingan yang begitu ketat ditambah adanya faktor pademi covid 19 yang membuat para pembisnis memutar otak agar usaha yang telah dijalaninya tidak mengalami kerugian, hal ini yang mendorong para pelaku bisnis untuk menggunakan berbagai cara dalam rangka mencapai tujuan dan mencegah kerugian yang akan diterima olehnya.
Oleh karena itu, para pelaku bisnis dalam melakukan aktifitasnya memerlukan tata nilai, norma dan aturan sehingga dalam pengelola bisnisnya dapat berjalan dengan lancar, baik, dan berkesinambungan yang pada akhirnya menghasilkan manfaat atau keuntungan (profit) yang semestinya dan memperoleh keberkahan dalam usahanya . Nilai etika dan penyampaian komunikasi seorang pelaku bisnis merupakan suatu indikator yang dapat menentukan sikap dan perilaku untuk berinteraksi dengan orang lain.
Kejujuran merupakan modal kepercayaan utama atau bisa dikatakan kunsi sukses dalam dunia bisnis. Kata orang bijak, lebih baik kehilangan keuntungan hari ini dari pada kehilangan kepercayaan hari esok. Suatu perusahaan yang kehilangan kepercayaan dari konsumen atau mitra usahanya, bisa langsung berpindah kepada perusahaan lain yang dapat lebih dipercaya.
Dalam menjalani bisnis pada masa persaingan ini, terdapat beberapa variabel yang perlu diperhatikan antara lain; pengendalian diri, mempertahankan jati diri, pengembangan tanggung jawab sosial, menciptakan persaingan yang sehat, mengimplementasikan konsep pembangunan yang berkelanjutan, mampu mengucapkan yang benar itu adalah benar, mampu mengucapkan salah apabila memang itu salah. Dengan adanya nilai moral dan etika dalam dunia bisnis, serta kesadaran para pelaku bisnis untuk melaksanakannya, maka istilah bisnis hitam (menghalalkan segala cara) dapat terhindarkan.
Etika dan komunikasi bisnis adalah suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan bisnis yang dilakukan oleh para pelaku bisnis. Masalah etika dan ketaatan akan norma-norma agama dan hukum yang berlaku merupakan dasar yang kuat yang harus dimiliki oleh pelaku bisnis dan akan menentukan sikap atau tindakan yang perlu diambil dalam mengelolah bisnisnya.
Saat ini, tidak dapat disangkal bahwa kita berada dalam penguasaan peradaban (civilization) atau peradaban Barat yang menggunakan sistem kapitalisme dengan ideologi sekuler sebagai dasar dalam kehidupan (world view). Seperti yang diketahui, kapitalisme ini bersifat sekuler, rasional, materialitas, individualistis, leberalistis, hedonisme, dan nihilisme. Kapitalistas sekuler ini pada hakikatnya tidak mengakui adanya Tuhan, dan inti dari kepercayaan (agama) termasuk masalah akhirat, pertanggung jawaban di hari akhir (yaumilakhir), malaikat, apalagi kitab suci.
Kalaupun penganutnya percaya pada agama atau menganut agama, agama dan keyakinan itu dipisahkan dari standar prilakunya sehari-hari. Dan menurut saya itu juga telah terjadi di Indonesia, banyak pelaku bisnis bahkan warga sekali yang tidak takut terhadap hukuman atau UUD yang berlaku itu dikarenakan banyak masyarakat Indonesia tidak takut dengan hukuman yang akan Tuhan berikan.
Hal ini terjadi di kalangan pelaku bisnis yang pada gilirannya berimbas negatif pada yang lain. Artinya, paradigma yang terbangun di masyarakat bahwa harta, jabatan, dan kekuasaan menjadi tolok ukur baik dan tidaknya seseorang. Disinilah pentingnya etika bisnis islami ditumbuh kembangkan sebagai alternatif solusi untuk memecahkan berbagai persoalan bisnis yang berkembang, agar kita tidak terjebak pada sifat-sfat kapitalis, sekularis, individualis, hedonis, dan perilaku berlebih-lebihan yang menghalalkan segala cara dalam mengelolah bisnis. Olehnya itu, Allah SWT, mengingatkan kita semua dalam Firman-Nya :
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. (S. Al-Maidah -- 87).
Etika
Jika ditelusuri secara historis, etika adalah cabang filsafat yang mencari hakikat nilai-nilai baik dan buruk yang berkaitan dengan perbuatan dan tindakan seseorang, yang dilakukan dengan penuh kesadaran berdasarkan pertimbangan pemikirannya.
Etika Bisnis Islam  adalah suatu proses dan upaya untuk mengetahui hal-hal yang benar dan yang salah yang selanjutnya tentu melakukan hal yang benar berkenaan dengan produk, pelayanan perusahaan dengan pihak yang berkepentingan dengan tuntutan perusahaan.