Mohon tunggu...
Arief Muhakim
Arief Muhakim Mohon Tunggu... Guru - Belajar terus, terus belajar.

Kerja cerdas, kerja keras, kerja tuntas, dan kerja ikhlas.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Refleksi Perjalanan 35 Tahun: Mengukir Sejarah dengan Lillah, Motivasi Berprestasi dengan Aksi

5 Desember 2024   11:15 Diperbarui: 5 Desember 2024   11:26 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tiga puluh lima tahun sudah perjalanan tidak terasa. Eksistensi lembaga mengemban amanah yang tidak biasa. Membersamai dan mendidik di dalam naungan ajaran adalah satu hal yang suci dalam pengabdian. Sudah banyak manusia berkualitas tercipta dari rahim peradaban pendidikan di tempa bumi lembahan. Tak henti Yayasan Pendidikan Salman Al Farisi terus berjuang berkontribusi penuh aksi diberikan untuk anak negeri menggapai mimpi.

Merefleksikan perjalanan kiprah lembaga berarti mengingatkan bahwa sejatinya lembaga dilahirkan dengan tujuan sesuai visi misi dalam perjalanannya. Namun, seringkali kita terjebak dalam rutinitas sehari-hari sehingga lupa untuk mencari jati diri dan memahami tujuan lembaga yang sebenarnya. Kita berusaha akan menjelajahi makna dari menemukan tujuan lembaga yang sejatinya berdasarkan pandangan islam sesuai dengan petunjuk al quran dan hadis.

Menemukan tujuan lembaga adalah salah satu aspek terpenting dari eksistensi sebuah lembaga. Tujuan lembaga memberikan arah, makna, dan semangat dalam menjalani rutinitas setiap hari. Tanpa tujuan yang jelas, lembaga bisa kehilangan arah dan berakhir musnah. Dalam konteks Islam, menemukan tujuan lembaga sama dengan mencari tujuan hidup yang sejatinya memahami dan menjalankan perintah Allah serta mengikuti jalan yang telah ditunjukkan oleh Rasulullah SAW.

Momentum milad bagi Yayasan Pendidikan Salman Al Farisi dapat dimanfaatkan untuk sejumlah agenda yang tak biasa, lebih dari itu tidak hanya sekadar perayaan hura-hura dan pesta semata. Milad digunakan sebagai momen untuk mengevaluasi visi dan misi. Apakah visi dan misi tetap selaras dengan situasi dan dinamika perkembangan zaman saat ini? Jangan-jangan sudah ketinggalan zaman dan tidak lagi sesuai harapan dengan kondisi yang tengah terjadi ditengah hiruk pikuk ketidakpastian peradaban. Milad sejatinya berbenah menggalang kembali kekuatan, persatuan, dan harmonisasi antarpersonel. Membangun hubungan yang lebih erat, menciptakan kehangatan, serta memperluas jaringan dan komunikasi. Milad menjadi pengingat untuk terus menjaga keutuhan organisasi dan memastikan bahwa segala aspek berjalan dengan baik. Pemimpin dalam sebuah lembaga mencoba menggali aspirasi, pandangan, dan harapan langsung dari para personel tanpa adanya sekat-sekat antara atasan dan bawahan. Milad senantiasa sebagai rambu mengingat kembali asal, jati diri, cita-cita pendiri dengan nilai-nilai yang ditanamkan agar tidak salah arah dan salah kaprah. Milad menjadi saat yang pas bagi lembaga untuk merefleksi diri. Kekurangan yang terjadi pada masa lalu menjadi bahan untuk perbaikan pada masa yang baru. Mempromosikan dan memperkuat eksistensi di tengah masyarakat dengan perayaan yang tidak jarang melibatkan masyarakat luas, lembaga makin menancapkan pengaruhnya di dalam benak masyarakat atau pasar yang dituju. Niscayanya milad itu tidak berlalu begitu saja. Ada makna yang patut dicerna. Merayakan hari milad dengan penuh makna mencerminkan rasa syukur dan penghormatan terhadap kehidupan yang dijalani dengan penuh makna.

Perjalanan panjang sebagai pengukir sejarah di dalam circle lembaga, ada banyak momen ketika rasa lelah dan beban pekerjaan menghampiri. Ketulusan untuk menjadi lillah yaitu berikhtiar dengan ikhlas menggapai keistimewaan dalam lingkup pendidikan yang berkualitas bagi generasi penerus dan pelurus masa depan sehingga menjadi validasi sumber kebahagiaan sejati bagi kita sang inspirasi. Manusia yang sejatinya memiliki pola pikir lelah menjadi lillah akan merasa bahwa setiap usaha, tantangan, dan pengorbanan yang dia lakukan adalah bentuk ibadah yang diniatkan untuk kemaslahatan dan kebaikan di dunia pendidikan. Insan kamil yang bertekad menjadikan lillah akan melihat pekerjaannya sebagai panggilan jiwa yang mulia, sehingga akan terus termotivasi untuk memberikan yang terbaik bagi kemajuan lembaga dan seisinya. Insan kamil yang menjadikan lillah akan mencari cara-cara baru untuk selalu berpikir kreatif dan inovatif untuk semakin tumbuh menjadikan lembaga yang berpengaruh.

Perjuangan seorang loyalis lembaga terkait kebahagiaan yang sejati terletak pada keikhlasan dalam memberi pengaruh positif bagi lingkungan kerja. Ketika menemukan arti dari menjadi lillah, mereka akan merasakan kepuasan dan kebahagiaan yang mendalam ketika melihat lembaga tumbuh dan berkembang menjadi lingkungan dengan sumber daya manusia yang kuat akidahnya, benar ibadahnya, karimah akhlaknya, cerdas akalnya, sehat jasmaninya, keterampilan leadership yang andal, literasi yang mumpuni, dan berwawasan global.

Prestasi menjadi branding yang kuat untuk menunjukkan kemampuan organisasi bahwa Yayasan Pendidikan Salman Al Farisi bisa dan mampu membanggakan stake holder didalamnya. Dorongan untuk berprestasi memegang peran krusial dalam mendukung pengembangan lembaga untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Kalau semua orang dalam lembaga memiliki motivasi berprestasi yang tinggi, maka akan cenderung memiliki orientasi terhadap pencapaian dan melakukan upaya maksimal untuk meraih keberhasilan. Dorongan untuk berprestasi memiliki hubungan yang kuat dengan kepuasan terhadap pencapaian hidup serta pengembangan kompetensi di berbagai bidang.

Motivasi berprestasi merupakan daya penggerak internal yang mendorong seseorang untuk mencapai keberhasilan lembaga. Keberhasilan yang dimaksud meliputi penerapan sikap dan karakter profesionalisme. Pencapaian prestasi kerja akan membantu seseorang untuk mempertahankan fokus dan determinasi dalam mencapai tujuan yang jelas. Dengan motivasi berprestasi yang dimilikinya, seseorang akan bekerja lebih keras, belajar lebih tekun, dan mengembangkan berbagai keterampilan yang diperlukan untuk mencapai keberhasilan lembaga. Motivasi berprestasi juga akan membantu mengatasi rintangan, mempertahankan semangat dan keteguhan, dan tidak menyerah pada tantangan yang ada. Motivasi berprestasi perlu selalu dipertahankan bahkan ditingkatkan. Untuk mempertahankan motivasi berprestasi seorang loyalis lembaga antara lain harus memiliki tujuan yang jelas, mengembangkan kebiasaan budaya belajar kebaruan, mengatur waktu secara efektif dan efisien, mencari dukungan dari seluruh stake holder, dan rehat sejenak istirahat untuk menjaga keseimbangan hidup supaya semangat tidak redup.

Mengukir sejarah di Yayasan Pendidikan Salman Al Farisi Bandung bukan hanya tentang pencapaian pribadi, tetapi tentang membawa perubahan positif yang dirasakan oleh banyak orang. Mengukir sejarah tidak hanya melakukan sesuatu yang luar biasa, tetapi konsistensi dalam tindakan yang bermanfaat akan meninggalkan jejak yang tak tereleminasi. Hiduplah dengan maksud dan arti yang lebih berprestasi karena setiap langkah kita adalah bagian dari narasi prestasi dengan aksi yang lebih memiliki nilai dan arti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun