Mohon tunggu...
ARIEF SYAMSUDDINMUHAMMAD
ARIEF SYAMSUDDINMUHAMMAD Mohon Tunggu... Guru - Guru Pendidikan Umum dan Penceramah Agama
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hallo saya Guru dan Penceramah Agama di Ponpes Ath-Thohiriyyah Blawirejo Kedungpring Lamongan Jawa Timur.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menggugat Narasi terhadap Pilpres Satu Putaran Pemilu 2024

11 Februari 2024   10:29 Diperbarui: 11 Februari 2024   10:35 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pemilihan Umum 2024 akan berlangsung beberapa hari lagi, yakni 14 Februari 2024. Momen lima tahunan ini menjadi momentum yang sangat penting dalam perjalanan demokrasi di Indonesia. Antusiasme masyarakat menjelang pemilu juga bisa dirasakan melalui berbagai narasi yang muncul tentang pemilihan presiden (pilpres), terutama di dunia maya.bahkan rakyat bawah membicarakan narasi tersebut di setiap kedai-kedai kopi di sela-sela mereka membahas ladang pertanian mereka. 

Meskipun tidak terjadi polarisasi ekstrem, karena ada tiga pasangan calon presiden-calon wakil presiden, debat antarpendukung tetap terjadi setiap saat dan mirisnya banyak yang saling mencaci-maki antar simpatisan bahkan relawannya. Terutama, apabila ada perkembangan-perkembangan isu yang ramai diperbincangkan di media sosial. 

Banjir informasi terjadi di media sosial, media daring (online) ataupun cetak, juga di televisi yang turut serta menyumbang berbagai narasi, baik kebenaran maupun kebohongan. Misalnya, informasi tentang apa saja yang dilakukan dan diucapkan oleh capres-cawapres serta berbagai peristiwa politik lain.

Selain itu, saling serang antarpendukung, penggiringan isu, dan narasi lain terkait dengan pilpres juga banyak terjadi hampir setiap saat. Lembaga survei juga ikut menyumbang, terutama narasi terkait dengan siapa yang akan menang di pemilihan presiden tahun ini.sebagai warga negara yang bijak kita harus menghadapi pesta demokrasi ini dengan teduh dan damai, karena perbedaan pandangan pilihan itu sudah wajar di setiap pesta demokrasi lima tahunan,akan tetapi bukan menjadikan suatu alasan untuk perpecahan antar warga negara. Siapapun presiden dan wakil presidennya tentu sudah menjadi pilihan terbaik bagi bangsa dan negara. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun