Selamat pagi dari Kota Den Haag yang dingin. Pagi ini menurut laporan display handphone saya, suhu dilaporkan 4 derajat celcius. Lupakan sejenak soal bangun tidur dengan disambut limpahan sinar ,atahari di jendela karena sekarang sudah masuk musim gugur. Awan gelap dan kelam menggelayut sadis, bahkan tidak ada orang terlihat berjalan diluar karena dingin dan lebih memilih tidur di kasur masing-masing. Ada sedikit cerita soal daylight saving yang ingin saya share. Berdasarkan informasi yang diposting di halaman Facebook kampus, daylight saving time berakhir malam ini. Ini cukup menggelitik mengingat saat awal kedatangan saya di Belanda, sempat terpikir di pikiran saya apakah gerangan ini?? Daylight saving biasanya diterapkan di beberapa negara Eropa Barat, wilayah Amerika Serikat dan juga Canada, serta setahu saya sebagian wilayah Australia, terutama untuk wilayah yang memiliki 4 musim dalam 1 tahun. Prinsipnya adalah memundurkan waktu 1 jam kebelakang sehingga waktu sore menjadi lebih lama dan waktu pagi menjadi lebih pendek. Misalnya normalnya saat ini jam 7, maka jam dimundurkan 1 jam menjadi jam 8. Saya sendiri tidak mengetahui  secara pasti sekaligus merasakan langsung fungsi dari prinsip ini dalam pengaturan waktu terbit dan terbenamnya matahari. Pengalaman saya kemarin, saat summer, matahari terbit lebih awal (jam 5 pagi) dan terbenam pukul 11 malam. Masih terngiang cerita beberapa kawan yang berpuasa di Eropa ketika mereka menghabiskan waktu 18 jam dengan tidak makan dan minum, sungguh perjuangan yang sangat berat. Tetapi mungkin katakanlah ini hanya usaha orang-orang Eropa untuk lebih menikmati matahari selepas jam pulang kerja sekedar untuk berjemur, atau hang-out dengan rekan-rekan sejawat. Maklum, negara ini lebih sering mendung atau hujan ketimbang cerah. Oh ya, sebenarnya fenomena perbedaan waktu matahari terbit dan terbenam di negara Eropa cukup menarik terutama bagi yang bertanya-tanya mengapa di Indonesia kalau melihat siaran live sepak bola biasanya hari sudah gelap dan mengapa kalau menonton liga champions atau lainnya hari disana masih terang. Apakah orang-orang ini tidak bekerja? Sekarang saya bisa merasakan sendiri kalau memang waktu musim panas, matahari tenggelam lebih telat (seperti yang saya jelaskan diatas). Makannya mereka disini betul-betul memanfaatkan istilah 'evening'. Bayangkan saja kalau jam 9 'malam' masih dibilang 'sore' aka evening hehe... Sekarang suasananya terbalik. Daylight saving time sudah berakhir, terhitung mulai pergantian hari tengah malam nanti. Waktu kembali dimajukan 1 jam, mengikuti perbedaan waktu normal antara Belanda dengan Indonesia yatu 6 jam. Matahari yang tadinya terbit pagi berangsur-angsur berubah waktunya, begitu juga fajar. Hari ini waktu terbit matahari sekitar jam 07.00 CET dan terbenam pukul 18.30 CET dan waktu gelap juga secara lambat laun akan semakin lama. Jadi…selamat tinggal musim panas, dan selamat datang musim dingin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H