Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) adalah lembaga pemerintah di Indonesia yang memiliki peran dalam mengawasi pengelolaan keuangan dan pembangunan negara. Dalam melaksanakan perannya, BPKP bertugas sebagai lembaga yang melaksanakan kegiatan assurance dan consulting, sesuai dengan Perpres 20/2023. salah satu fungsinya yaitu pelaksanaan pengawasan atas tahap perencanaan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban akuntabilitas keuangan negara/daerah, kegiatan pengawasan tersebut dapat berupa audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, analisis data merupakan salah satu metode penting yang dapat dilakukan dalam memberikan rekomendasi yang tepat. Di era digital yang semakin berkembang, analisis data telah berkembang dari pelaksanaan secara tradisional hingga saat ini menggunakan teknologi dan juga kecerdasan buatan.
Dalam pelaksanaan kegiatan pengawasan tersebut, data dan informasi yang diterima dari obyek pemeriksaan memiliki peran penting dalam proses kegiatan pengawasan. Dengan melakukan analisis data yang diperoleh, mengidentifikasi masalah, dan memberikan rekomendasi strategis, pada akhirnya dapat berkontribusi dalam menciptakan pemerintahan yang bersih. Data dan informasi yang diperoleh tersebut diharuskan mampu mendukung simpulan dan hasil pengawasan berdasarkan analisis dan evaluasi yang memadai. Dalam pencapaian tujuan tersebut, diperlukan data dan informasi yang cukup, andal, relevan dan bermanfaat (AAIPI, 2021). Data dan informasi tersebut dapat disebut cukup ketika data dan informasi yang diberikan lengkap dan relevan yang didasarkan pada fakta kejadian sehingga dapat memberikan keyakinan kepada auditor. Data dan informasi harus memiliki kualitas yang terbaik dalam hal keakuratan dan relevansinya, diperoleh dengan teknik-teknik yang tepat sehingga dapat mencerminkan fakta yang konsisten sesuai dengan realitas yang ada. Hal ini memberikan tantangan tersendiri, hasil yang diperoleh dari analisis menggunakan teknologi tersebut harus teruji keakuratan dan keyakinannya.
Data yang diterima harus dapat memberikan keyakinan yang memadai atas kualitas dari data tersebut. Penggunaan data yang berkualitas akan memberikan manfaat pada penggunanya (Buana, 2018). Oleh karena itu, perlu adanya komitmen dari obyek pemeriksaan dalam menyampaikan data yang berkualitas. Dalam mendukung data yang berkualitas tersebut, perlu adanya dukungan sistem informasi yang baik dari entitas pemberi data.
Dalam kegiatan pengawasan, keandalan dan integritas data merupakan unsur kunci. Oleh karena itu, perlu diwaspadai terhadap potensi manipulasi data yang dapat terjadi atas data yang diperoleh. Data yang telah dimanipulasi memungkinkan pengaburan permasalahan yang terjadi dan berdampak pada rekomendasi yang tidak tepat. Penggunaan data yang terpecaya pada pelaporan dapat meningkatkan tingkat kepercayaan publik terhadap hasil pengawasan dan juga reputasi lembaga yang melakukan pengawasan.
Perlindungan privasi juga merupakan hal penting dalam pengumpulan, pengolahan, dan pengelolaan data, terutama ketika data tersebut mengandung informasi rahasia tentang suatu entitas. Dalam pelaksanaan pengawasan, auditor harus menjaga kerahasiaan atas data dan informasi yang diterima. Terdapat risiko kebocoran data, dimana dapat berdampak pada entitas pemberi maupun penerima data.
Pada kegiatan pengawasan, program kerja pengawasan dilaksakan oleh tim yang telah ditunjuk oleh pimpinan. Tim tersebut harus memiliki kemampuan dalam melakukan pengawasan dimana salah satu prosedur yang dilakukan adalah melakukan analisis atas data yang diperoleh. Memiliki kemampuan analisis data yang memadai dalam sebuah tim merupakan kunci keberhasilan suatu tim dalam menjalankan tugasnya dengan baik. Hal ini dikarenakan data dan analisis data merupakan komponen yang berkaitan dalam pengambilan keputusan atas pelaksanaan pengawasan yang dilakukan. Kemampuan analisis data tersebut mencangkup pemahaman statistik, teknik/prosedur analisis data, dan analisis data dengan menerapkan teknologi. Pendidikan dan pelatihan pengawasan sangat penting dalam meningkatkan keterampilan auditor. Dengan berkembangnya teknologi, banyak cara-cara baru yang perlu diketahui auditor dalam melakukan analisis data. Dengan mengimplementasikan penggunaan teknologi, proses analisis data akan lebih mudah dan cepat. Namun dalam pelaksanaannya perlu dipastikan metode yang tepat demi menjaga kehandalan atas hasil analisis data tersebut. Penerapan teknologi tersebut juga harus didukung oleh infrastruktur yang memadai, baik dalam bentuk perangkat keras maupun perangkat lunak.
Data yang diterima oleh tim pengawasan sering kali berasal dari berbagai sumber, dan integrasi antar data tersebut seringkali rumit, banyak hal yang dapat menjadi penyebabnya mulai dari jangkauan/lingkup data, cutt off data, kekosongan data pada suatu waktu dan kualitas data. Hal ini penting untuk diketahui oleh tim pengawasan karena data yang berbeda-beda tersebut dapat membuat kerancuan dan keputusan atas rekomendasi yang tidak tepat. Terkadang, data dari berbagai sumber mungkin tidak konsisten satu dengan yang lainnya. Sumber data yang berbeda kadang disebabkan karena penggunaan sistem teknologi pemberi data yang berbeda pula. Tim pengawasan perlu memiliki mekanisme untuk memvalidasi dan membersihkan data agar dapat diandalkan.
Kesalahan interpretasi hasil juga merupakan salah satu risiko terkait dengan analisis data. Kesalahan interpretasi dapat mengakibatkan pengambilan keputusan yang tidak akurat dan rekomendasi yang salah, yang dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap hasil pengawasan. Hasil analisis data menjadi dasar dalam menarik simpulan dan kesalahan interpretasi dapat menghasilkan rekomendasi yang tidak tepat dan berdampak pada entitas obyek pemeriksaan.
Dengan memiliki tim yang kuat dalam melakukan analisis data, diharapkan dengan pelaksanaan kegiatan pengawasan dapat memberikan respon yang cepat dan tepat, sehingga dapat mengurangi potensi penyalahgunaan dana dan tercipta pemerintahan yang efektif, efisien dan ekonomis. Selain itu, dapat pula mengidentifikasi pola dan tren yang mungkin tidak terlihat dalam pemeriksaan manual atau bahkan melakukan forecasting, sebagai contoh dengan ketersediaan data anggaran dan pertanggungjawaban pengeluarannya, dapat mendeteksi peningkatan anggaran yang tidak wajar atau pola pengeluaran yang mencurigakan. Penggunaan teknologi pada analisis data secara otomatis dapat menggantikan tugas-tugas manual yang memakan waktu, memungkinkan sumber daya manusia untuk fokus pada analisis mendalam.
Data yang relevan dalam pelaksanaan pengawasan seringkali tidak terbatas pada data internal yang dimiliki oleh instansi pengawas, data tersebut dapat berasal dari berbagai lembaga atau instansi lain yang terkait dengan entitas atau program yang sedang diperiksa. Oleh karena itu, kerjasama yang baik dengan lembaga-lembaga terkait menjadi hal yang sangat penting untuk dapat memberikan akses data yang dimiliki. Dengan berkolaborasi dengan lembaga-lembaga terkait, tim pengawasan dapat mengakses data yang lebih lengkap dan relevan.
Untuk meningkatkan efektivitas analisis data pada kegiatan pengawasan, diperlukan serangkaian tindakan perbaikan. Pertama, fokus pada penguatan kemampuan analisis data. Peningkatan kapabilitas sumber daya manusia tidak hanya terkait pendidikan dan pelatihan fungsional auditor, namun juga perlu mengakomodir terkait analisis data yang mengadopsi teknologi terkini. Selanjutnya, perlu mempertimbangkan investasi infrastruktur baik perangkat keras maupun lunak untuk meningkatkan efisiensi dan operasional kegiatan pengawasan. Perangkat lunak atau aplikasi yang dibuat, diharapkan dapat menjembatani berbagai macam aplikasi/platform dari berbagai entitas obyek pemeriksaan. Kolaborasi yang erat, terstruktur, dan menerapkan teknologi harus ditingkatkan untuk memudahkan akses ke data yang relevan sehingga dapat membantu dalam integrasi data dari berbagai entitas (Dawes, 2003). Dalam meningkatkan kolaborasi tersebut, perlu adanya komunikasi yang baik dari stakeholder untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan, dan untuk itu perlu adanya peran aktif pimpinan dan bawahan melalui teknik komunikasi yang baik (Nurrohim, 2009) sehingga diharapkan dapat memberikan kepercayaan dan keterbukaan data (Wijaya, 2013). Terakhir, dilakukan evaluasi berkelanjutan dari tindaklanjut yang dilaksanakan untuk memastikan bahwa langkah-langkah ini terus ditingkatkan seiring perkembangan teknologi dan kebutuhan saat ini, perkembangan teknologi dapat memberikan dampak positif dan juga negatif oleh karena itu perlu adanya pengawasan dalam pemanfaatannya agar dapat memberikan dampak positif (Munti, 2020).