Beberapa waktu lalu saya mengunjungi Taman Ir Haji Djuanda Bandung (Tahura). Tahura adalah kawasan hutan konservasi yang berada tidak terlalu jauh dari pusat Kota Bandung, Taman ini membentang dari mulai kawasan Dago Pakar di Kota Bandung hingga kawasan Maribaya di Lembang. Ada saja yang bisa dilihat di Tahura?, mau tau, mau tau, mau tau banget?, ok kita lanjut ceritanya, hehehe.
Pukul 9 pagi, saya sudah berada di terminal Dago, udara di sini sudah mulai terasa dingin karena terletak di ketinggian. Dari sini, saya menumpang ojek menuju pintu masuk Tahura. Setelah deal ongkos ojek, ojek langsung berangkat menuju Tahura, diperjalanan saya mampir terlebih dahulu ke sebuah mini market untuk membeli makanan kecil sebagai bekal trekking nanti, maklum ini perjalanan spontan jadi tanpa persiapan matang hehehe.
Sepuluh menit kemudian, saya sudah tiba di pintu 1 Tahura. Ada beberapa pintu masuk Tahura yang dapat diakses para pengunjung, yaitu pintu 1,2,3, dan 4. Pintu 1,2, dan 3 berada di kawasan Dago Pakar, hanya pintu 4 yang letaknya berada di kawasan Maribaya Lembang. Setelah membayar tiket masuk, tidak ingin membuang waktu saya langsung mengeksplor keindahan tempat ini.
Rencana saya, saya ingin jalan kaki (trekking) menikmati tempat ini, muali dari pintu 1 dan berakhir di pintu 4 Maribaya. Jaraknya kurang lebih sekitar 6 km, ada tempat-tempat yang menarik untuk dikunjungi selama perjalanan menuju Maribaya Lembang.
Memasuki Tahura saya langsung “disambut” oleh rindangnya hutan pinus yang bikin adem otak hehehe. Baru jalan sebentar, saya “dicega”t seorang pemuda tanggung yang menjelaskan spot-spot menarik yang ada di tempat ini. Dia menjelaskan dengan lengkap mengenai tempat ini sambil menawarkan jasa ojeknya, “jauh a’ kalau mau ke Maribaya” rayu pemuda, karena saya rencana-nya mau trekking saja, saya tolak dengan halus ajakan pemuda ini hehehe.
Saya mulai menyusuri jogging trek yang menghubungkan spot-spot menarik di tempat ini. Keren-nya tempat ini, sepanjang jalan kurang lebih 6 km sudah terhubung dengan jogging trek walaupun di beberapa tempat kondisinya kurang baik.
[caption id="attachment_283103" align="aligncenter" width="500" caption="jogging trek"][/caption]
Tempat pertama yang saya kunjungi adalah Goa Jepang. Di depan goa, banyak orang-orang yang menyewakan senter yang mereka sewakan karena kondisi goa sangat gelap. Goa Jepang ini terdiri dari 4 pintu utama dan 2 ventilasi. Ukurannya goa ini tidak begitu besar, namun bisa dimasuki oleh orang. Saya tidak terlalu lama di goa ini, hanya masuk sebentar, kondisinya gelap dan lembab. Sebenarnya saya sangat tertarik dengan sejarah goa, namun karena waktu yang sempit dan ada biaya tambahan buat guide hehehe, jadi saya skip dulu mengetahui sejarah goa ini hehehe.
[caption id="attachment_283104" align="aligncenter" width="500" caption="Goa Jepang"]
Habis foto-foto di depan Goa Jepang, saya lanjut jalan kaki menuju tempat berikutnya, yaitu Goa Belanda. Di sepanjang jalan saya banyak bertemu dengan orang-orang sedang trekking juga sama seperti saya dan ada juga rombongan menggunakan sepeda menyusuri tempat ini. Setelah berjalan kaki selama kira-kira 20 menit, saya tiba di depan Goa Belanda. Berdasarkan papan infomasi di depan goa ini, awalnya goa ini direncanakan untuk saluran air yang dibangun pada tahun 1906, namun karena kondisi yang tidak memungkinkan pada waktu itu, tempat ini dijadikan benteng pertahanan dan radio komunikasi Belanda. Jika dilihat dari ukurannya, ukurannya lebih besar dari Goa Jepang, mungkin karena orang Eropa gede-gede ya, jadi goa-nya juga besar hehehehe.
[caption id="attachment_283107" align="aligncenter" width="500" caption="sepeda-an"]
[caption id="attachment_283105" align="aligncenter" width="500" caption="Goa Belanda"]
[caption id="attachment_283108" align="aligncenter" width="500" caption="pemandangan"]
[caption id="attachment_283112" align="aligncenter" width="500" caption="patahan Lembang"]
[caption id="attachment_283110" align="aligncenter" width="500" caption="curug Omas"]
@anam_ari
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H