Mohon tunggu...
@Arie
@Arie Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang mau berfikir luar biasa. that is

Orang biasa, yang mau berfikir luar biasa. Hobi menulis sejak remaja, sayangnya baru ketemu Kompasiana. Humanis, Humoris, Optimis. Menjalani hidup apa ada nya.@ Selalu Bersyukur . Mencintai NKRI. " Salam Satu Negeri,!!" MERDEKA,!!

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kembalilah Papua

23 September 2019   18:38 Diperbarui: 23 September 2019   20:11 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kerusuhan meletus di Wamena hari ini, senin,23/09/2019. Amuk massa yang di picu kabar hoax adanya ujaran "Rasis," oleh  seorang guru di suatu sekolah, jadi pemicunya. Berbagai pihak telah berupaya mencari jalan keluar dari masalah ini. Tak kurang Presiden Jokowi telah memberikan instruksi agar aparat tidak bertindak refresif dan menahan diri. 

Dikutip dari CNN Indonesia, Presiden Joko Widodo menginstruksikan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian agar aparat keamanan tak mengambil tindakan represif dalam menangani aksi unjuk rasa yang berujung rusuh di Wamena dan Jayapura, Papua, hari ini. Hal itu disampaikan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko usai mengikuti rapat terbatas yang digelar Jokowi bersama jajarannya di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (23/9).

"Tidak ada perintah represif. Semuanya diminta untuk menahan diri, karena ini sangat berkaitan dengan apa yang terjadi di PBB. Jadi jangan kita memunculkan situasi yang tidak bagus," kata Moeldoko.  ( baca disini)

Akhir - akhir ini, Papua menjadi perhatian serius banyak pihak. Bermula dari kejadian sekitar Agustus  yang lalu, issue Papua terus menggelinding bak bola salju yang makin membesar, dari waktu ke waktu. Berbagai pihak mulai berkomentar, ada yang menuding pihak asing bermain di belakang layar. Ada yang mengatakan ini di motori kaum separatis, ada yang bilang,: Veronica Koman , yang harus bertanggung jawab. Dan Polisi telah menetapkan Veronica Koman sebagai DPO.  

Harian Kompas.com,  juga melaporkan bahwa saat ini Ribuan warga di Kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, mengungsi Markas Polres dan Kodim Jayawijaya pasca-kerusuhan, Senin (23/9/2019).

Berdasarkan pantauan Kompas.com, setidaknya di kantor Polres Jayawijaya terdapat sekitar 3.000 pengungsi. Mereka mengungsi karena takut terjadi kerusuhan susulan.

Selain itu, sebagian dari mereka juga kehilangan rumah akibat dibakar massa. Sebelumnya, massa pengunjuk rasa membakar rumah-rumah yang berada di sepanjang Jalan Homhom dan Woma, Wamena. Selain di kantor polisi, warga juga mengungsi di salah satu rumah anggota polisi. Ada sekitar 100 warga yang mengungsi ke rumah itu. ( lihat disini )

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi
Sebenarnya ada apa dengan Papua?

Pertanyaan ini menggelitik  benak kita semua. Bukan hanya ada apa dengan Papua, tapi ada apa dengan Bangsa ini? 

Mengapa kita sekarang mudah marah? Mengapa kita mudah sekali mengamuk? Apakah karena kita merasa hidup semakin berat? Beban yang dipikul semakin tak sanggup di panggul? Karena kebutuhan hidup yang terus meroket? Kewajiban yang makin menumpuk? Ketidak puasan Politik? Atau,? Karena kita melihat, membaca, mendengar lebih banyak dari sebelum nya? Karena kita merasa tahu lebih banyak dari yang sanggup dan mampu kita fikirkan?   ( Mungkin para pakar yang dapat menjawab nya )

Apapun penyebabnya, selayak nya kita semua dapat menahan diri. Dalam bangsa yang majemuk ini, toleransi adalah kata kunci.  Hindarkan perbuatan, perkataan, sikap, yang dapat menyinggung saudara kita sesama anak bangsa. Jangan membedakan ras dan warna kulit. Jangan meng utak atik agama dan keyakinan saudara kita. Jangan merasa superior antara satu golongan dengan golongan lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun