Pengangguran masih menjadi masalah utama di Kota Payakumbuh. Meski dari tahun ke tahun angka pengangguran sudah menurun, namun turunnya tidak signifikan dan masih berkutat di sekitaran 7%. Menurut data yang disampaikan oleh Wali Kota Payakumbuh Riza Falepi saat Pidato Rapat Paripurna Istimewa setelah dilantik September lalu, Riza mengatakan tingkat pengangguran terbuka di Kota Payakumbuh tahun 2013 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2012, dari 7,42% menjadi 7,16%. Kondisi ini bertahan pada tahun 2015 dan 2016 dengan kisaran 7,07%. "Angka pengangguran di Payakumbuh belum turun secara signifikan. Masih tetap pada angka 7%. Saya banyak menerima orang tua yang membawa ijazah anaknya agar diterima sebagai THL (Tenaga Harian Lepas). Tentu sangat terbatas dan sedikit sekali yang bisa diterima sebagai pegawai," ujarnya.
Payakumbuh sebenarnya adalah kota dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di Sumatera Barat. Pertumbuhan ekonomi diharapkan mendorong terciptanya lapangan kerja baru. Idealnya pertumbuhan lapangan kerja baru dapat lebih tinggi dari pertumbuhan angkatan kerja sehingga tingkat penganguran bisa ditanggulangi. Namun sepertinya pertumbuhan ekonomi belum sebanding dengan pertumbuhan angkatan kerja di Payakumbuh. Angka pengangguran yang belum turun signifikan menjadi indikator ketidakseimbangan tersebut.
Pengusaha Payakumbuh Imam Ike Sentosa mengurai akar permasalahan terjadinya pengangguran secara umum di Indonesia termasuk Payakumbuh adalah kesalahan dalam sistem pendidikan. Menurut Imam, para alumnus sekolah maupun universitas selama ini dididik hanya berorientasi untuk mencari kerja, bukan membuka lapangan pekerjaan.
"Ada yang salah dengan pendidikan kita. Pendidikan seharusnya membuat anak-anak kita berani menghadapi kehidupan, bukannya takut dengan kehidupan. Pendidikan seharusnya membangun mental bisnis para siswanya, karena ujung dari semua profesi adalah menjual. Oleh karena itu perlu revolusi di dunia pendidikan kita," ujar Imam yang juga pemilik F1 Aina tersebut.
Secara kongkrit Imam menawarkan agar Pemko bisa mendirikan semacam Business School yang bisa mengasah jiwa enterpreneurship generasi muda Payakumbuh. "Diharapkan alumni dari Business Schoolharus membuka bisnis selepas dari pendidikan maupun pelatihannya," ujar Imam yang sering memberikan motivasi bisnis kepada generasi muda Payakumbuh.
Untuk mengatasi permasalahan pengangguran di Payakumbuh, Pemko Payakumbuh sendiri menawarkan solusi jangka pendek yang bersifat praktis maupun solusi jangka panjang. Solusi praktis diantaranya pelatihan tenaga kerja, penguatan Kube, dan pemberdayaan penyandang masalah kesejahteraan sosial.
Untuk pelatihan tenaga kerja, Pemko bekerjasama dengan Balai Latihan Kerja (BLK) Payakumbuh. Setiap tahunnya dianggarkan pelatihan kerja untuk 1000 orang. "Untuk ikut pelatihan, syaratnya sangat mudah, berusia 17 (tujuh belas) tahun ke atas. Tidak memandang ijazah. Pendaftaran sudah dimulai sejak 06 November lalu dan akan berakhir tanggal 24 November nanti. Kami harapkan peluang ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dengan sebaik mungkin," ujar Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian, Depi Sastra, Senin (20/11).
Depi menambahkan pelatihan ditujukan untuk mengurangi pengangguran dengan melatih tenaga terampil dalam berbagai bidang. Diharapkan setelah melewati pelatihan, peserta dapat bekerja maupun membuka peluang usaha.
Pelatihan tenaga kerja perhotelan juga dilakukan dengan bekerja sama dengan Sahid Group. "Sahid merupakan sekolah perhotelan terbaik di Indonesia. Sudah kita anggarkan untuk pelatihan lebih kurang 2,5 milyar. Harapan saya, setelah dilatih selama enam bulan sampai satu tahun, mereka bisa bekerja tidak hanya di Indonesia, tapi juga di Malaysia, Jepang, dan Thailand," ujar Riza Falepi saat membuka Forum Konsultasi Publik di GOR M Yamin, Oktober lalu.
Selain pelatihan, Riza menyampaikan Pemko Payakumbuh juga akan mengadakan Job Fair bekerja sama dengan Kementerian Perindustrian. Diharapkan para pencari kerja dapat mengakses peluang maupun lowongan pekerjaan dari iven Job Fair tersebut.
Untuk mengatasi pengangguran secara jangka panjang, menurut Riza, sumber daya manusia merupakan kunci utamanya. Pengentasan persoalan pengangguran hanya dapat dilaksanakan melalui perbaikan kualitas pendidikan. Selain pendidikan, pembangunan infrastruktur akan fokus kepada proyek-proyek yang berdampak langsung bagi pertumbuhan ekonomi Payakumbuh seperti pengembangan pasar pusat, pengembangan pasar baru Padang Kaduduak serta pengembangan kawasan tepi sungai Batang Agam. Kawasan tepi Batang Agam diproyeksikan sebagai pariwisata baru yang dapat membuka peluang usaha sekaligus menyerap tenaga kerja.