Mohon tunggu...
Aridha Prassetya
Aridha Prassetya Mohon Tunggu... profesional -

Pemerhati Masalah Ketidakbahagiaan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Masih Meguru

2 Maret 2014   16:54 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:19 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Ketika aku bertanya mengapa aku begitu benci kepada orang Arab, kepada orang India, bahkan kepada orang-orang yang bukan Jawa asli, guru memberitahuku beberapa pelajaran indah:

“Sesungguhnya orang – orang yang beriman, orang-orang Yahudi, orang - orang Nasrani, dan orang – orang Sabiin, siapa saja (di antara mereka) yang beriman kepada Allah dan hari akhir dan melakukan kebajikan, akan ada pahala bagi mereka di sisi Tuhan mereka, tidak ada rasa takut pada mereka, dan mereka tidak bersedih hati.” (Q.S. Al-Baqarah, 62)

“Sesungguhnya orang – orang yang beriman dan orang-orang Yahudi dan Sabiin dan Nasrani, barangsiapa beriman kepada Allah, hari akhir dan berbuat kebajikan, maka tidak ada rasa khawatir padanya dan mereka tidak bersedih hati.” (Q.S. Al-Ma’idah, 69)

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui.” (QS Ar-Ruum: 22)

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS Al-Hujuraat: 13)

“Orang-orang yang telah Kami berikan Kitab, mereka membacanya sebagaimana mestinya, mereka itulah yang beriman kepadaNya.” (Q.S. Al-Baqarah, 121)

Hmm..., aku merasa tidak puas. Guru tidak mengerti secara mendalam pengertian firman-firman ini. Pasti bukan seperti itu maksud Tuhan...

“Ada yang kamu tidak terima?”, Guru menepuk pundakku, seperti tahu yang sedang kupikirkan.

“Bila kamu terusik oleh ini, baik karena gembira maupun karena bernafsu menjelaskan bahwa maksud Tuhan bukan begitu.., itu pertanda, sejatimu sulit menyangkal kebenarannya. Kualitas aslimu sedang memanggilmu dan kamu mendengar itu. Aslimu adalah baik, bersih, positif dan penuh cinta kasih, sebab (roh) yang tinggal dalam ragamu, bersumber dari Yang Maha Baik, Yang Maha Bersih dan Yang Maha Kasih dan Penyayang...pernahkah kamu diajarkan kalau Tuhan, yang meletakkan ruh dalam ragamu adalah Dia Yang Maha Berprasangka Buruk?”, lanjut beliau.

Saat kutulis ini, aku masih berpikir tentang sebuah kebenaran. Tentang Tuhan yang tidak pernah lelah berprasangka baik terhadapku..., padahal berulang kulakukan ketidakbaikan...masih saja Dia berprasangka yang baik-baik terhadapku...seperti tidak pernah putus asa, selalu percaya bahwa aku adalah pribadi yang masih dan masih selalu bisa diperbaiki...

Hmm...

Terima kasih sudah membaca. Terima kasih Allah, Samudra dari segala samudra Ilmu Pengetahuan. Terima kasih kepada semua yang menginspirasi. Salam bahagia dan terus berkarya!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun