Mohon tunggu...
Aridha Prassetya
Aridha Prassetya Mohon Tunggu... profesional -

Pemerhati Masalah Ketidakbahagiaan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kuijinkan Anakku Menikah Muda

26 Oktober 2013   08:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:01 1402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Aku          : "Mama tidak mengerti mengapa begitu banyak orang memprotes keputusan mama"

Anakku   :"Soal apa?"

Aku         : "Soal, mengijinkanmu menikah muda. Mama banyak mendapat pertanyaan. Hingga hari ini mereka masih tidak percaya bahwa itu keputusan yang benar. Mereka masih saja gemar mengulang-ulang membicarakan keputusan mama. Seperti tidak ada topik lain yang bisa dibicarakan..."

Anakku  : "Tidak apa-apa ma.. Itu pertanda bahwa kehidupan mama menarik..."

Aku          : "Kok, bisa?"

Anakku   : "Ya iya...Itu pertanda bahwa hidup mereka sendiri tidak begitu menarik, sehingga selalu merasa perlu membicarakan kehidupan kita atau kehidupan orang lain.."

Kami tersenyum bersama. Mungkin yang dikatakan anak saya ada benarnya, sehingga saya tidak harus terusik dengan apa yang sedang terjadi pada hari-hari ini.

Itu hanyalah dialog biasa. Kami memang biasa dialog di meja makan, selepas makan bersama. Itu baru saja terjadi, saat saya berkeputusan mengijinkan anak lelaki saya menikah pada usia 22 tahun.

Bagi saya, memberikan restu atas kebahagiaannya adalah penghormatan. Dan kami terbiasa saling menghormati keputusan masing-masing. Kami membiasakan diri bertanggung jawab atas konsekuensi sebuah keputusan. Terbiasa saling mensupport dalam kemudahan dan kesulitan.

Ibu dan ayah saya menikah muda. Kami bahagia masih bisa bercengkerama dengan kakek nenek yang masih sehat hingga waktu kami semua sudah dewasa dan sudah bekerja. Namun di sisi lain, ayah dan ibu saya tidak berkesempatan melihat cucu-cucunya dewasa. Inilah yang menginspirasi anak saya untuk menikah muda.

Menikah muda adalah cita-cita anak saya. Manakala ia bilang siap, sudah berpenghasilan dan pasangannya pun siap, saya hanya perlu mengijinkan. Tidak lebih dari itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun